44. Malam Pertama – Joko Pinurbo

Joko Pinurbo
Malam Pertama

Malam pertama tidur bersamamu, aku
terkenang saat-saat manis bersama ibuku
ketika dengan lembut dan jenaka ia mengajariku
mandi dan memakai celana hingga kurasakan
sentuhan ajaib tangan-tangan cinta
tanpa bisa kuucapkan terima kasih padanya
selain tersenyum dan tertawa.

Lalu ibu menjebloskanku ke sekolah.
Bertahun-tahun aku belajar bahasa yang baik
dan benar hanya untuk mengucapkan
cinta monyet dengan lugu dan malu-malu
tanpa menyadari bahayanya. Setelah dewasa
aku paham bagaimana menyatakan cinta
tanpa harus mengatakannya.

Kini aku harus menidurimu. Tubuhmu
pelan-pelan terbuka dan merebakkan bau masam
dari ketiakmu. Aku gugup. Tapi tak mungkin
kupanggil almarhumah ibuku untuk mengajariku
membaca halaman-halaman tubuhmu sebagaimana
dulu dengan tekun dan sabar ia mengajariku
membaca kalimat-kalimat sederhana:
ini ibu budi; budi minum susu; ini susu ibu.

Malam pertama tidur bersamamu, buku, kulacak lagi
paragraf-paragraf cinta ibuku di rimba kata-katamu.

Apakah kata-kata mempunyai ibu?
Aku mencoba mengingat-ingat lagi apa kata ibu.
Aku sering lupa dulu ibu suka berkata apa.
Aku gemetar. Tubuhmu makin cerdas
dan berbahaya. Ibu kata, temanilah aku.

2003