Riki Dhamparan Putra (l. 1975) Memasak Daging Kurban Hari yang gemilang. Biarlah hari ini tetap diingat sebagai hari yang gemilang Hari daging dan belanga Aroma pandan dan jeruk nipis membasuh […]
Month: November 2018
Puisi: Ngaben – Riki Dhamparan Putra (l. 1975)
Riki Dhamparan Putra (l. 1975) Ngaben Api yang tak mati. Sudahkah kau basuh tangan yang menyulutnya seterik ini? Barangkali di celah jari itu masih ada sisa daging Dan kukumu mungkin […]
Puisi: Malam Perjuangan – Beni Satryo (l. 1988)
Beni Satryo (l. 1988) Malam Perjuangan Kejahatan sudah sedekat sinar rembulan. Tercatat di selembar kertas gorengan. “Seekor bakwan angslup ke dalam wajan!” kau berseru. Tubuhnya kering penuh kecemasan. Kelak, katamu, […]
Puisi: Bakwan – Beni Satryo (l. 1988)
Beni Satryo (l. 1988) Bakwan Sepasang terigu mulai berdoa. Mereka menyiapkan bunga seledri dan membereskan butiran garam. Di atas dengkulku. Senja akan menyalakan api. Swara kita tak terdengar lagi. Hanya […]
Puisi: Romusha – Nissa Rengganis (l. 1988)
Nissa Rengganis (l. 1988) Romusha Di kereta Aku menaruh curiga pada banyak orang Apa yang mereka bawa Sebuah harapan? Impian? Atau sekedar tumpukan kenangan yang berjubal bebal Lelaki di depanku […]
Puisi: Kuburan Batu – Hanna Fransisca (l. 1979)
Hanna Fransisca (l. 1979) Kuburan Batu Burung elang, batu sayang dan sepotong langit. Suara laut bergegas pulang. Rumput runcing di hati petang. Kemarau bersekutu dengan kupu. Kuburan cinta tak pernah […]
Puisi: Musyawarah Katak – Hanna Fransisca (l. 1979)
Hanna Fransisca (l. 1979) Musyawarah Katak 1. Nyanyi soredi kolam kita,biar hujn tak lekas reda. Putik belimbing daun talas kamboja kuning mekar serentak. 2. Gurih udara milik siapa: kita bernyanyi, […]
Puisi: Mencari Kubur Baridin dan Suratminah – Riki Dhamparan Putra (l. 1975)
Riki Dhamparan Putra (l. 1975) Mencari Kubur Baridin dan Suratminah /1/kau masuki relungkukau daki gigir bukit di punggungkuseperti memikul isi bumi dan isi langitkau buat kasihmenjadi beban dalam pilu nasibku […]
Puisi: Pagi-pagi Sekali – M. Anton Sulistyo (l. 1958)
M. Anton Sulistyo (l. 1958) Pagi-pagi Sekali Dari jendela kamar, pagi-pagi sekali Kabut membuat kursi taman menghilang Orang-orang bergerak lebih cepat ke segala arah Kota tampak hitam putih. Daun-daun gemetar […]
Puisi: Kota Lama – M. Anton Sulistyo (l. 1958)
M. Anton Sulistyo (l. 1958) Kota Lama Membaca kerisauan di tiap lekuk tubuhmu Aku seperti mengunjungi sebuah kota lama Yang tiba-tiba mati ditelantarkan sunyi Di dalam hati. Terbentang hutan para […]
Puisi: Peluk Luka – Beni Satryo (l. 1988)
Beni Satryo (l. 1988) Peluk Luka Seorang penyair kelimpungan mengejar huruf A yang lari dari puisi-puisinya. Huruf itu angslup ke dalam sebuah peluk Lalu menjadi peluka Lalu luka. Sumber: Indoprogress, […]
Puisi: Hotel BB – Seno Joko Suyono (l. 1970)
Seno Joko Suyono (l. 1970) Hotel BB Tibalah kita pada hotel, dini ituyang resepsionisnya berteka-teki mengenai Nabiyang diminta memilih meminum susu atau anggursebelum melakukan mi’raj“Nabi meneguk susu,” terkamu. Jawabanmu tepatDan […]
Puisi: Kehilangan Buku – Adhitya Kriesna
Adhitya Kriesna Kehilangan Buku Sejak ia kehilangan buku-buku, pikirannya disandera uang.Kucatat jalan opininya untuk dikirim melompati isu-isu terkini.Melampaui data dan fakta yang ditunjuknya.“Itu tercatat di bundel majalah. Rak paling atas. […]
Puisi: Hikayat Jamarun – Mugya Syahreza Santosa (l. 1987)
Mugya Syahreza Santosa (l. 1987) Hikayat Jamarun (seribu burung akan mengepung langit yang tiba-tiba mendungdan paruh mereka sibuk menyasar biji matamu) angin tak pernah berubah menjadi sari padi hingga terasa […]
Puisi: Jam Malam – Seno Joko Suyono (l. 1970)
Seno Joko Suyono (l. 1970) Jam Malam Aku periksa lagi kalimat yang akan kukirim kepadamu Hanya beberapa kata kerja yang kumengerti Semuanya tak ada yang menjurus ke situasi yang kuinginkan […]
Puisi: Menunggu Pompong – Ramon Damora (l. 1978)
Ramon Damora (l. 1978) Menunggu Pompong menunggu pompong, menunggu kata-kata. puisi kosong. jejal manusia. secuil bahasa. ramai orang. sedikit makna datang. mungkin aku memang bukan penyair. aku tak hafal tamsil. […]
Puisi: Kusamba – Pranita Dewi (l. 1987)
Pranita Dewi (l. 1987) Kusamba Bagi para petani garam, laut ini selapang Ketangguhannya – betapa lapang Laut di bawah langit ini. Namun Bagi kenangan, laut ini begitu sempit. Suatu pagi […]
Puisi: Jampi Ayam Adu – Mugya Syahreza Santosa (l. 1987)
Mugya Syahreza Santosa (l. 1987) Jampi Ayam Adu sehelai bulu gugur ke tanah, ditempa cahaya jadi memerah. jangan sungkan wibawa pitarah, tersisihlah dendam juga amarah. tajinya setikan belati, paruhnya setangguh […]
Puisi: Kepada Mojang – Na Lesmana (1992)
Na Lesmana (1992) Kepada Mojang aku mencintaimu, tapi kota ini tak akan kekal di ingatanku: kau pun akan ditelan toko-toko, lelucon tentang orang-orang sial kabut hitam yang tak mengabarkan apa-apa […]
Puisi: Dalam Diam – Na Lesmana (l. 1992)
Na Lesmana (l. 1992) Dalam Diam kurahasiakan retak diriku dari nyalang matamu. seperti bocah kumaki penderitaan dengan tertawa. gula-gula berjatuhan ke lidahmu setiap kali aku berucap. ingin sebenarnya kukirim perasan […]
Puisi: Kembang Heruni – Sengat Ibrahim (l. 1997)
Sengat Ibrahim (l. 1997) Kembang Heruni barangkali kau sudah tak mengenal pergi sehingga begitu perkasa lari dari puisi. pada awalnya sebuah andai di depan kedai berkeramik putih pasai ada seorang […]
Puisi: Kita Adalah Jarak – Sabiq Carebesth (l. 1985)
Sabiq Carebesth (l. 1985) Kita Adalah Jarak Mataku terbenam di lautan Dalam malam yang membosankan Aku ingin menari aku ingin menunggang kuda Betapa omong kosong telah begitu lama Betapa larut […]
Puisi: Penyair dan Kudanya – Sabiq Carebesth (l. 1985)
Sabiq Carebesth (l. 1985) Penyair dan Kudanya Terdengar seperti suara genderang Siapa akan berperang dengan kesunyian? Aku melihat seekor kuda Melompat dari dalam segelas kopi Kuda dengan mata tampak beku […]