Puisi: Catatan Perjalanan – Isma Sawitri (l. 1940)

Isma Sawitri (l. 1940)
Catatan Perjalanan

I

Demi laut yang gemerlap
demi langit yang tiada
demi alam raya
dan manusia yang bekerja
maka di hadapanmu Tuhan limpahkan
sehari penuh kegembiraan
bagi nelayan tua
yang menjaring udang
bagi anak-anak
yang memungut lokan
bagi kerbau
sedang lepas dari tambatan
bagi perahu
di pasir tergolek seharian

Maka tak cukup kata untuk merinci segala yang
         mereka rasakan
Pada hari ini, di saat-saat terbuai kegembiraan
Di pantai, di angin, landai dan teduh
Ketika kerbau sayup melenguh

II

Kutabur seuntai tanya
ke dasar lembah
adakah kau dengar
Kahar yang gagah?

(belukar tidak menjawab
tanah tidak bergerak)

Lewat seribu hari
dan seribu hari lagi
sisa pasukanmu bersembunyi
di lembah berbentuk kuali
kalau malam pergi mencuri
takut penjara pun takut mati

Adakah kau mendendam
hai Kahar
sampai ke putih tulang?

Adakah kau pemenang
dalam kelam?

III

Cukuplah ruang di persadamu
untuk semua
babi kecil yang merah semu
kerbau putih dan kerbau hitam
sejumlah kecil ayam sabungan
sejumlah besar belut dan ikan

Di sini, kata mereka, di tanah ini juga
tidak terbilang ceruk merongga di bukit batu
tidak terhitung anak tangga mendaki ke langit purba
tidak terbaca olehmu hari ini tanpa masa lalu
tidakkan rebah jasad sebelum melangkahi ambang pintu

1979

Sumber: Selendang Pelangi (IndonesiaTera, 2006)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *