Puisi: Prometheus – Aslan Abidin (l.1972)

Aslan Abidin (l.1972)
Prometheus

– buat seorang perempuan asing

di pelabuhan
yang dikepung melankoli – di antara bau bacin
dan cemas kecopetan – aku lepas kau ke negerimu di
utara. aku cium pipimu kiri-kanan; angin berkesiur di
telingaku. aku tepuk pundakmu; angin menggerai
anak-anak rambutmu.

“aku suka negerimu. tapi aku
tak ingin tinggal. aku takut harus memeluk satu
agama, dan percaya bahwa surga ada di akhirat
aku ingin kembali ke negeriku. tempat
surga sedang dibangun,” katamu.

di sudut pelabuhan,
tertambat sebuah kapal peti-kemas, tua dan
kesepian. di rusuknya ada tulisan berkarat:
navieras de puerto rico. mungkin pengangkut
rempah-rempah atau budak, apa bedanya.
semua bangsa rasanya telah menjelma
penjajah di kepalaku.

juga laut di depan mataku, seperti
kemaluan seorang pelacur: menganga dilayari
kapal-kapal dan lelaki-lelaki ke negeri-negeri
jauh.

“ikutlah ke negeriku,” bujukmu. “di sana – bahkan
setelah tua sekalipun, di setiap akhir tahun –
kau masih dapat jadi sinterklas, membayangkan
dirimu naik kereta salju yang ditarik kijang bertanduk
panjang dan menipu ribuan anak-anak.”

tapi kapal yang meraung bagai
monster kesakitan itu telah membawamu.
seperti kau, aku ternyata tak melambai.
tak ada yang hilang apalagi kosong di dadaku.

aku hanya tiba-tiba merasa ingin seperti
nuh: menjadi satu-satunya nakhoda yang berlayar di
atas bumi yang tenggelam.

makassar 1998

 

Sumber: Bahaya Laten Malam Pengantin (Ininnawa, Makassar; 2008)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *