Galih Pandu Adi (l. 1987)
Pulang kepada Malam, Pulang kepada Laut
pulanglah kepada malam, Nun
ketika langit di kaca jendela memuram
bulan yang lindap itu mencair
sebuah perahu dari tulang belulangku berlayaran di
langit itu
“kau tahu kapan Tuhan mencipta cahaya?“
bisikmu saat dingin dermaga menekan dada
marilah pulang kepada malam, Nun
saat burung-burung origami beterbangan di laut
yang murung
kapal-kapal pun turut pulang
pada sebuah dermaga, dengan tiang-tiang lampu
yang nyalanya malas menggapai bayang;
“di laut yang mana aku akan tenggelam?“
bisikmu terasa benar menekan dada
ketika bulan jatuh di kaca jendela
langit yang jauh, membisik tiada
angin menampikmu
sebagai suara
di dermaga
yang tak pernah sampai
yang tak pernah pulang
Yogyakarta, 2016
Sumber: Media Indonesia, 3 Juli 2016.