• Yayasan Hari Puisi
  • Redaksi
  • HARIPUISI.INFO
  • Kartu Pos AM/PM
Hari Puisi Indonesia

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Dari Kami
  • Antologi Tumbuh

piek ardijanto soeprijadi

Puisi: Lagu Tanah Air – Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001)

Posted on 28 November 2017 by Editor

Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001) Lagu Tanah Airku buat walt whitman sudahkah kaudengar lagu berjuta nada lagu tanahairku yang menggema di seluruh dunia dengarkanlah merdu suaranya dengarkanlah indah iramanya masinis melagu […]

Posted in Puisi Tagged piek ardijanto soeprijadi, Puisi Leave a comment

Puisi: Penghuni Dangau di Tepi Danau – Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001)

Posted on 10 September 2017 by Editor

Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001) seorang lelaki tua menyadap senja mengail di tepi telaga pandang menebar sekitar menampung sisa sinar menangkap sunyi menjalar lelaki tua itu dalam hening ke danau mencemplungkan […]

Posted in Puisi Tagged piek ardijanto soeprijadi, Puisi Leave a comment

Puisi: Ada Jarak – Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001)

Posted on 9 Agustus 2017 by Editor

Piek Ardijanto Soeprijadi berdiri di pinggang bukit meniti garis alit pertemuan bumi dengan langit sadar ada jarak antara sini dengan sana tapi entah berapa jauhnya mungkinkah kita meraih satu titik […]

Posted in Puisi Tagged piek ardijanto soeprijadi, Puisi Leave a comment

Puisi: Jalan Tuntang – Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001)

Posted on 9 Agustus 20179 Agustus 2017 by Editor

Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001) mendung tebal menjemputku mengucapkan selamat datang ketika aku sampai ke jalan tuntang yang masih seperti dulu juga lengang menjelang senja kuperlambat langkahku menatapi pepohonan tepi jalan […]

Posted in Puisi Tagged piek ardijanto soeprijadi, Puisi Leave a comment

Puisi: Ketika Mendengar Tangis – Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001)

Posted on 9 Agustus 20179 Agustus 2017 by Editor

Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001) kaudengarkah tangis bocah itu sejak tadi suaranya menebari desa sunyi merambati bibirbibir air sepi mungkin ibunya ke pasar kota belum kembali ajaklah kemari kita bawa nembang […]

Posted in Puisi Tagged piek ardijanto soeprijadi, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Buku (9)
  • Dari Kami (4)
  • Esai (74)
  • Lokomoteks (2)
  • Penyair (11)
  • Puisi (1.626)
  • Wawancara (2)

Arsip

  • Februari 2021 (9)
  • Desember 2020 (37)
  • November 2020 (2)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (66)
  • Agustus 2020 (46)
  • Juli 2020 (4)
  • Juni 2020 (32)
  • Mei 2020 (20)
  • April 2020 (55)
  • Maret 2020 (36)
  • November 2019 (3)
  • Oktober 2019 (6)
  • September 2019 (5)
  • Agustus 2019 (7)
  • Juli 2019 (7)
  • Juni 2019 (2)
  • Mei 2019 (10)
  • April 2019 (50)
  • Maret 2019 (20)
  • Februari 2019 (8)
  • Januari 2019 (7)
  • Desember 2018 (5)
  • November 2018 (23)
  • Oktober 2018 (8)
  • September 2018 (20)
  • Agustus 2018 (41)
  • Juli 2018 (20)
  • Juni 2018 (68)
  • Mei 2018 (64)
  • April 2018 (73)
  • Maret 2018 (92)
  • Februari 2018 (4)
  • Januari 2018 (4)
  • Desember 2017 (64)
  • November 2017 (126)
  • Oktober 2017 (11)
  • September 2017 (16)
  • Agustus 2017 (38)
  • Juli 2017 (123)
  • Juni 2017 (27)
  • Mei 2017 (24)
  • April 2017 (55)
  • Maret 2017 (79)
  • Februari 2017 (82)
  • Januari 2017 (193)
  • Desember 2016 (47)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani HPI2017 HR. Bandaharo Ibrahim Sattah Kirdjomuljo Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Toto Sudarto Bachtiar Trisno Sumardjo Umbu Landu Paranggi Wiji Thukul Wing Kardjo Wangsaatmadja

Hari Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Wajah yang Lain – Deri Hudaya (l. 1989)
  • Puisi: Mantra Pengantar Tidur – Deri Hudaya (l. 1989)
  • Puisi: Dewi Sri – Deri Hudaya (l. 1989)
  • Puisi: Jalan Yang Lain – Deri Hudaya (l. 1989)
  • Puisi: Memasak Jagung – Felix K. Nesi (l. 1988)

Posel

Kirim naskah puisi, esai, agenda, ulasan buku ke: iniharipuisi@gmail.com

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Buku (9)
  • Dari Kami (4)
  • Esai (74)
  • Lokomoteks (2)
  • Penyair (11)
  • Puisi (1.626)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Misi Kami

Yayasan Hari Puisi didirikan dengan tujuan menjadi wadah dan payung kreatif bagi kegiatan perpuisian di Indonesia. Salah satu program utama Yayasan Hari Puisi adalah menyelenggarakan kegiatan Festival Hari Puisi Indonesia yang diusahakan dapat berlangsung setiap tahun.

Legalitas

Yayasan Hari Puisi didirikan dengan Akta Notaris Megawati, S.H., M.Kn, Nomor 34, Tanggal 28 Februari 2015.
Dikelola oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia