Rendra (1935-2009) Ma! Bukan maut yang menggetarkan hatiku, Tetapi hidup yang tidak hidup karena kehilangan daya dan kehilangan fitrahnya Ada malam-malam aku menjalani lorong panjang tanpa tujuan kemana-mana Hawa dingin […]
Rendra
Puisi: Sajak Kenalan Lamamu – Rendra (1935-2009)
Rendra (1935-2009) Kini kita saling berpandangan saudara. Ragu-ragu apa pula, kita memang pernah berjumpa. Sambil berdiri di ambang pintu kereta api, tergencet oleh penumpang berjubel, Dari Yogya ke Jakarta, aku […]
Puisi: Hak Oposisi – Rendra (1935-2009)
Rendra (1935-2009) Aku bilang tidak, aku bilang ya, menurut nuraniku. Kamu tidak bisa mengganti nuraniku dengan peraturan. Adalah tugasmu untuk membuktikan hahwa kebijaksanaanmu pantas mendapat dukungan. Tapi dukungan – tidak […]
Puisi: Sajak Seonggok Jagung – Rendra (1935-2009)
Rendra (1935-2009) Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda yang kurang sekolahan. Memandang jagung itu, sang pemuda melihat ladang; ia melihat petani; ia melihat panen; dan suatu hari subuh, para […]
Puisi: Doa Seorang Serdadu Sebelum Berperang – Rendra (1935-2009)
Rendra (1935-2009) Tuhanku, WajahMu membayang di kota terbakar dan firmanMu terguris di atas ribuan kuburan yang dangkal Anak menangis kehilangan bapa Tanah sepi kehilangan lelakinya Bukannya benih yang disebar di […]
Puisi: Sajak Burung-Burung Kondor – Rendra (1935-2009)
Rendra (1935-2009) Angin gunung turun merembes ke hutan, lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas, dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau. Kemudian hatinya pilu melihat jejak-jejak sedih para petani […]
Puisi: Pamflet Cinta – Rendra (1935-2009)
Rendra (1935-2009) Ma, nyamperin matahari dari satu sisi. Memandang wajahmu dari segenap jurusan. Aku menyaksikan zaman berjalan kalang-kabutan. Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku. Aku merindui wajahmu. Dan aku melihat […]