Budiman S. Hartoyo (1938-2010) Baru jam 9 pagi, aku masih ingat, engkau berdiri di beranda itu. Gerimis belum sampai menderas menjadi hujan, Matahari masih sempat menganyam ribuan jari-jari berwarna, membiaskan […]
Month: Juli 2017
Puisi: Tidurlah Engkau, Tidur – Budiman S Hartoyo (1938-2010)
Budiman S Hartoyo (1938-2010) Tidurlah engkau, tidur bagai seseorang bertamasya dalam sihir Tidurlah engkau, tidur pulas dalam seribu impian dari awal sampai akhir Hari kan lena berlalu tanpa cerita peristiwa […]
Puisi: Sang Guru – Asep Sambodja (1967-2010)
Asep Sambodja (1967-2010) sebenar-benarnya guru adalah khidir ke mana pun kaki melangkah menghijau jejak yang ditinggalkan dan ia selalu menguji kesabaran setiap muridnya ia nabi yang dilebihkan allah ghaib, tak […]
Puisi: 47 – Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Kadir Ibrahim airapimengembaramasukikota politikussibukulurlidahjilatangin darahanakanakkumal ditumpahkemaluannenekompong kursisapikakiselaksapetir dukaairmatanarkobaabunegeri politikuslucustudungwaktu melayanghitam babianjingkepedihan tombak m e m e l u k k e m a t i a n jakarta, 2004 […]
Puisi: 17 – Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Kadir Ibrahim lang laut terbang tinggi nukik ke bawah hinggap di ranting sisil bulu patuk ulat di selit dahan terbang ke ranting lain […]
Puisi: Museum – Wicaksono Adi
Wicaksono Adi Di sini, perempuan hitam itu masih tertanam pada umpak putihnya. Perempuan yang mengenal pohon, batu api, rahang gua dan bayang bayang sendiri. Perempuan yang bekerja dalam gelap, membentuk […]
Puisi: Pamflet – Wicaksono Adi
Wicaksono Adi 50 tahun kemudian, pada tembok hangus itu masih ada sisa poster dengan kepalan teracung ke angkasa. Masih terbaca coretan cakar ayam yang pernah ia bubuhkan dengan tergesa: “Mereka […]
Puisi: Meminang Pamakayo – Riki Dhamparan Putra
Riki Dhamparan Putra Tukang kebunkah Atau hanya burung kehi yang bisa menyeru hujan agar turun ke Pamakayo Aku akan mendaki Agar kutemukan untukmu pematang-pematang batu penuh ilalang bukit jurang, beras […]
Puisi: Drama Tengah Malam – Faisal Kamandobat
Faisal Kamandobat Lihat, bagaimana aku menjadi hantu: Untuk menjelajahi bumi dan langit, Jiwaku mesti mengendalikan Jasa ketakutanku. Kukenakan jubah putih Sebagai sayap, sekaligus tanda Aku berasal dari alam setengah abadi. […]
Puisi: Putus – Laksmi Pamuntjak
Laksmi Pamuntjak Tentu aku telah melihat ini dalam mimpi: kita mulai dengan makan, dan kita lirik tiap gerak yang lewat pada gang. Lalu kita beringsut pergi dengan diam, pulang pada […]
Puisi: Handuk Hangat – Aji Ramadhan
Aji Ramdhan Uap yang mengepul menandakan aku telah siap melumat kaku dagingmu. Tujuanku hanya satu, membuatmu tenang dengan sedikit kejutan tak terduga. Dan keluarlah kotoran lewat pori-porimu, seperti lava dingin […]
Puisi: Langit Tampak Mencolok – Aji Ramadhan
Aji Ramadhan Biarkan langit tampak mencolok setelah kurvanya kehabisan mekar. Dan biarkan juga langit tak lagi elok, sebab orarenya telah membayang. Tapi misalkan, langit tak menawarkan pemandangan tersebut, barangkali aku […]