OR Mandank (1913-1995)
Bagaimana
I.
Sudah lama saya tidak bernyanyi,
Telah lama aku tidak berlagu
Bukan karena jiwaku sunyi,
Bukan lantaran hatiku beku.
II.
Pada lahirnya,
Sayalah tidak suka berbantah
Pada lahirnya,
Sayalah tidak banyak bertingkah,
Tetapi, o, kalau tuan ketahui,
Betapa saya berbantah,
Dan bertingkah….
Dengan diri saya sendiri!
III.
Kadang-kadang aku benci,
Bahkan sampai aku maki.
….. diriku sendiri.
Seperti aku,
menjadi seteru,
diriku sendiri.
Waktu itu.
aku….
seperti orang lain dari diriku.
Aku tak puas,
Sebab itu aku menjadi buas,
menadi buas dan ganas…
IV.
Tahukah saudara,
Mengapa olehku sering berkata,
Tentangan peri diriku sendiri?
Sebab aku merasa kesal,
Kesal, sebab tak juga dapat mengenal,
Di mana aku akan berdiri…
Aku seperti tak kenal,
kepada diriku sendiri,
Aku menjadi orang lain,
bagi diriku sendiri…
Aku melawan,
kepada diriku sendiri,
Aku menjadi lawan,
bagi diriku sendiri…
Aku menyangkal diriku sendiri,
Aku mendurhaka,
kepada diriku sendiri.
Berbahagialah meeka,
yang tidak mendurhaka,
kepada dirinya sendiri!
V.
Semangkin saya kenal diri saya,
Semangkin saya tidak percaya,
Kepada diri saya…
Kepada ketulusan hati saya,
Kepada kehalusan budi saya,
Kepada kebenaran pikiran saya,
Kepada tutur kata saya…
Apa yang ada pada pendusta,
Apa yang ada pada penipu,
Yang menjadi dasar segala nista,
Kudapati ada dalam diriku…
Sumber: Pujangga Baru IX/4, Oktober 1941, lewat H.B. Jassin, “Pujangga Baru – Prosa dan Puisi: (Dunia Pustaka Jaya, 2013)