Wida Waridah
Jalan Layang pada Sebuah Siang
suatu kali kita berhenti di sebuah jalan
di mana bumi senantiasa bergetar
aku mengira gempa, dan kau berkata
itu datang dari kendara
kendara yang melintas degan tinggi kecepatan
aku memandang langit biru
gunung di kejauhan, kamu di bawah terik.
atap rumah-rumah itu mengingatkanku
pada kampung-kampung
yang terlintas dalam gerbong
itu menara masjid tua, teriakku
kamu tak peduli, tapi tiba-tiba semuanya berhenti
kamu memotong menara
memotong atap rumah
memotong langit biru
memotong gunung di kejauhan
memotong terik dan awan yang mengambang
kamu memotong semuanya
menjadikannya teka-teki
aku menyatukannya lagi pada secarik kertas;
fotomu.
2008
Sumber: Risalah Mainan (Basabasi, Yogyakarta, 2019)