Pranita Dewi (l. 1987)
Kusamba
Bagi para petani garam, laut ini selapang
Ketangguhannya – betapa lapang
Laut di bawah langit ini. Namun
Bagi kenangan, laut ini begitu sempit.
Suatu pagi aku berangkat
Hatiku menyala-nyala suluh
Bara dalam darah dan gairah
Aku berangkat, menuju irama
Padang kusa
Cadik nelayan melamurkan
Batas-batas lautan
Ada dua skoner mendarat
Oleng milik Belanda
Ada sebuah meriam kanon
Senjata pusaka mencari
Mangsanya sendiri
Kusamba,
Perang pun kini tercatat
Pada ruas-ruas buku
Pada senja pucat ungu
Pada kenangan penghabisan mendalam itu
Kini dan di sini aku mabuk jarak
Langit dan gelombang yang menggentarkan
Hatiku tetap menyala
Lagu nyiur bagi pohon cuma
Membikin tambah gigil
Desakan angin garam
O, ada yang datang karena telah menanggalkan kenangan
Ada yang datang karena telah menanggalkan harapan
Sumber: Kompas, 7 Juli 2018.