Nanoq da Kansas
sekali waktu ada yang menamaiku si mirip penyair. atau
di lain tempat dijulukinya aku si pemuja bintang dini hari
padahal aku hanyalah diriku setelah tadi dan sebelumnya nanti.
oi, baiknya mereka memberiku nama-nama
dan betapa kaya imaji tentang diriku. bahkan
ibu saja tak tahu
siapa aku ketika kutanya suatu hari
setelah hujan di halaman rumah menghapus jejak sepatuku
yang juga entah dari beludru atau kelu
dan saat ini siapalah aku
selain seorang yang bergegas diajak waktu
meloncat ke pintu masuk sebuah kereta
menujumu
lalu di setiap peron persinggahan
aku menyapa: hai, apa kabar?
masih punya waktukah kita
untuk sejenak berbohong?
tapi kereta siapakah ini
kaca jendela yang berdebu masih pula ditutup warna kelabu
jadi tentang namaku, sesukamu sajalah
semua pasti indah karena engkau ahli nama-nama
tapi jangan lupa, katakanlah juga namamu
karena setiap tiket akan diperiksa
dan sewaktu-waktu bisa saja seseorang berujar
:keretamu jugakah ini?
jangan lupa
namamu!