Puisi: Pameran 18. Nanti Saja – Avianti Armand

Avianti Armand

dari video Ragnar Kjartansson

Kematian:
          Selamat pagi. Aku kematian

Aku:
          Selamat pagi. Tapi siapa namamu?

Kematian:
          Kematian

Aku:
          Itu bukan nama

Kematian:
          Ya. Hanya ada satu kematian.

Aku:
          Apakah kamu setan?

Kematian:
          Bukan. Aku tak mengenalnya.

Aku:
          Apakah kamu Tuhan?

Kematian:
          Bukan. Tapi kami berteman.

Aku:
          Kenapa kamu membawa sabit raksasa?

Kematian:
          Untuk menjemput yang hidup dan membawanya
          ke dunia orang mati

Aku:
          Sabit itu kelihatan palsu

Kematian:
          Ini sabit kematian

Aku:
          Kamu besar dan tidak menakutkan.

Kematian:
          Kamu kecil dan jelek. Berhenti bicara dan ikut aku.
          (Kematian mengayunkan sabitnya di atas kepalakU)

Aku (menggeleng):
          Kupikir aku akan melihat cahaya di ujung terowongan.
          Bukan kamu.

Kematian:
          Aku datang, lalu orang akan melihat cahaya

Aku:
          Kenapa aku tak pernah melihatmu selama ini?

Kematian:
          Kamu tak akan melihatku sampai….

Aku:
          Sampai waktuku?

Kematian:
          Ya.

Aku:
          Sekarang?

Kematian (melihat jam tangannya):
          Bisa jadi.

Aku:
          Aku habiskan sarapanku dulu. Ibu marah kalau
          makananku bersisa.

Kematian (melihat jam tangannya lagi):
          Baiklah. Aku kembali nanti saja. Selamat pagi.

Lalu kematian keluar menembus pintu.

22:16
2016-10-18

Sumber: Kompas, Sabtu 29 November 2016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *