Puisi: Perbawati-Sukabumi – Slamet Sukirnanto (1941-2014)

Slamet Sukirnanto (1941-2014)
Perbawati – Sukabumi

Karena mendung tergeser dari langit
Tundalah kantukmu barang sejam
Mari! Mengurai cahya terang di bukit
Tubuh menggigil dan dingin yang menggigit
Sebelum tiba saatnya
Api pendiangan bakal padam
Bakal kehilangan hangatnya bara
Sebab dalam kegelapan itu
Antara kita tiada mampu
Melahirkan kata-kata
Jiwa dan jiwa yang mengembara
Entah ke Sorga entah ke mana?
Bicaralah lidah yang arif
Adakah kau bawa dendam itu juga
Yang memberat dari pusat kota.
Di sini di antara dua bukit
Percakapan telah bangkit
Dari lembah yang dalam
Mengatas menggapai awan
Mengurai kisah dan peristiwa
Mengeja kembali yang lampau
Dan meraih yang remang
Yang bakal datang
Seperti udara dingin
Mendobrak tulang
Di tengah senyap malam
Ada yang tetap menggetarkan batinmu!
Bicaralah lidah yang arif
Adakah kau bawa dendam itu juga
Yang memberat dari pusat kota?

Perkemahan Budaya Perbawati – Sukabumi, 27 Oktober 1977

 

Sumber: Catatan Suasana (PN Balai Pustaka, Jakarta; 1982)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *