Dami N Toda (1955-2006)
Sajak-sajak Perjalanan
Cirebon, 1
ke Cirebon
manis,
hidup ini kota tak terhenti
melarikan peluru pertama
menyilih pusaran kota yang memburu
wajahmu mengusirku
dari jalan-jalan Jakarta ke Gunungjati
ke guha Sunyaragi
ke ladang-ladang yang menadah pinggul kurus
antara Cirebon dan Linggarjati
aduhai — kutebak wajahku sendiri
atas keringat dan batu-batu jalan
dan kau
kaca kolam yang paling sejuk
Cirebon, 2
rel-rel menapak ke kota
kota terhuyung
antara tua dan reruntuhan
kemarau terpancang di halaman kota
ternak menggigit rumput penghabisan
jitu sekali
batas-batas perut g. Ciremai yang runcing
membidik melaratku yang berpapasan di atasnya
di batas lain
wajahmu adalah mata bedil antara daun-daun jati
awan-awan terus
di ujung kota
kuburan menyeret sampah kota
Cirebon, 3
dari kamar ke kamar penginapan
bisu dan lelaki muda
membusa
pada segelas kopi
pada sebatang rokok yang menyala
asap yang hilang mengalung lehermu
Cirebon tersedu
di ujung kata-kata perpisahan
manis
kota-kota kita ukur lagi dengan isi ransel
menyapu keringat terakhir
mataharimu
tanah air tersayang
Cirebon, 4
kota berbaring bagai kerbau malas
menguak
melenguh
malam ini peternak tua
di kamar tunggu bis malam sisa
rencana walikota bagai kambing bunting
mengembik dinihari
Waktu, bagai main balon-balonan
menanti mama pulang pasar
dadamu ranum lagi
manis
Kanoman tua mengusap botaknya
selamat tinggal Cirebon
Cirebon, 5
masih percaya kau pada kata?
manis
kota-kota telah dijagal
kata-kata pun diloak di DPR
telanjang tanpa kata
rahim kuburan mengulum batu nisan
wanitamu sebuah puisi yang hilang
lelakiku penyair yang tertikam
mayat kata dan kota akan terus bertambah
Okt. 1970
Cirebon
Sumber: Penyair Muda di depan Forum (Dewan Kesenian Jakarta, 1976)