Trisno Sumarjo (1916-1969)
Senja, Senjaku
Senja, senjaku
senja tua menerawang terang:
biru, jingga, lembayung,
sapuan pensil matahari
yang minta-diri
Senja, senjaku,
panasmu diserap bumi,
di mana aku bermimpi
tentang bunga dan manusia,
tentang bulan dan bumi,
dan bila mimpi sudah lanjut,
semua itu akan larut
bersamaku dalam kabut
Subuh sudah begitu jauh,
siang seolah baru lewat
dan senja berlalu lambat –
sukurlah – biar aku bersiap-siap
menantikan alam gelap
Malam, malamku,
tak akan kulihat engkau lewat,
sebab aku tidur nanti, tidur lelap
Malam, malamku
kau tercipta paling tenang,
kau sumber subuhku, siang dan senja
Kepunyaanmu segala warna
pulang padamu segala suara,
Hidup semesta
28 Februari 1969
Sumber: Horison, No. 6, Th. III, Juni 1969