Mira MM Astra
Sebab hanya darah
campuhan tempat aku menadah
sesaji dedari dan lingkaran api
lingkaran yang bergasing
ketika sebuah nada tertawar
sesayut segala suara
nada yang mengeram
seperti ikan bersilangan
menabuh percik-percik arak
ke jurang rahimku
dan jika tepat musim
maka kelak akan kuseberangi kau
beralas patawala dan mahisa hitam
dengan seperangkat suci daksina
gantal, buratwangi
juga pisang emas bergula kelapa
dan sekepundan nasi cemani
di urat leher
geringsing gedogan telah melingkar
seperti seekor naga yang memulas pupuk gambir
membelit lilit cengkupan kelopak padma yang terakhir
cangkupan seharga kalpika rukmi bermata mulia
pada talam emas beralasan petila sutra
dan jika kilat kaki bintang katai mengintai
perabukanlah liat liar mata ini
ke dalam sesaji api;
dan biarkan ketelanjanganku
tertutup juntai dedaun andong
bulu-bulu ayam merah
terlumat di lumpang batu jiwa
tertebus di atas nyiru dan serentang nagasari
berlukis ardanareswari yang bercakap
di kelir pepagan dewandaru
saat raut bulan mengendur
tentang hari yang baru
bagi pupus merahku, merahmu
yang berkelindan
21 Januari 2014
Sumber: Kompas, 16 Februari 2014