Oleh Doddi Ahmad Fauji ALMARHUM Ahmad Syubbanuddin Alwy bukan hanya penyair, tapi juga kiyai. Ia hapal sekian hadits, maka karena itu, bersahabat erat dengan penyair Acep Zamzam Noor yang juga […]
Acep Zamzam Noor
Esai: Puisi dan Bulu Kuduk – Acep Zamzam Noor
Puisi dan Bulu Kuduk Oleh Acep Zamzam Noor SEBAGAI seorang praktisi yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan sastra, barangkali cara saya menikmati puisi agak “ngawur” jika dibanding dengan mereka yang […]
Puisi: Dua Pantai – Acep Zamzam Noor
Acep Zamzam Noor Di antara dua pantai. Seperti juga alamat rindu Tersesatlah kita dalam panjangnya sebuah ciuman Serta rimbunnya sulur-sulur pohon kenangan: Tenggelam dalam tahun-tahun yang bergaram Hanyut dan megap-megap […]
Puisi: Menjadi Penyair Lagi – Acep Zamzam Noor
Acep Zamzam Noor Melva, di Karang Setra, kutemukan helai-helai rambutmu Di lantai keramik yang licin. Aku selalu terkenang kepadamu Setiap melihat iklan sabun, shampo atau pasta gigi Atau setiap kali […]
Puisi: Mengapa Selalu Kutulis Sajak – Acep Zamzam Noor
Acep Zamzam Noor Mengapa selalu kutulis sajak Apabila kerinduan tiba-tiba menyerbuku Mengapa harus sajak, Tuhanku, mengapa harus ia Yang mampu kupersembahkan kepadaMu Seandainya ini sebuah tugas Maka aku terima ia […]
Puisi: Ternyata Aku yang Terdampar Itu – Acep Zamzam Noor
Acep Zamzam Noor Ternyata aku yang terdampar itu Lantaran menyerah, tak bisa menjawab Pertanyaan-pertanyaan yang seakan siap menerkamku Yang siap memburu dan mengusirku Aku terengah Terseok sepanjang emper-emper trotoar Sepanjang […]