Subagio Sastrowardoyo
Keroncong Motinggo
I
Perempuan yang mengatupkan mata
Biarkan lampu kamar menyala
Selama kita bercinta
Tubuh kita yang telanjang
harus kita hadapi dengan
mata nyalang
Dalam bercumbu
kita kembali seperti dulu
sebelum mengenal malu
Ada tahilalat di pundakmu
Mari kukecup
Tapi nyalakan mata
II
Apakah besok
Cinta hanya tahu hari kini
Ikutilah denyut
Yang membawa kita berhanyut
dari kamar ke kamar
Setiap ruang samar adalah perlindungan
buat menghalalkan perkosaan
Di mana berhenti
O, biar dunia tenggelam
dalam darahnya sendiri
III
Jari yang meraba
ingin bicara
tentang hari-hari yang panjang
dan damba yang membara
Begitu jauh kita mengembara
apakah kesetiaan apakah janji
kalau kenangan tak punya arti
Tenggelamlah dalam kenanaran tubuh
dan lupakan diri
Ah, rabalah dada sebelah ini
Disitu hati remuk
oleh rindu dan ngeri
IV
Tubuh yang panjang
terus membayang
pad dinding angan-angan
Ladang yang subur
terbentang bebas
tanpa ragu
Hutan yang sepi
ikhlas menanti
jejak lelaki
Tubuh yang panjang
di puncak sayang
tak habis kunikmati
V
Pada geliat subuh
darah tercampak di tubuh langit
dirangkul hari kekosongan berpaut
wajahnya lekas tua dalam perjamahan
Tidakkah kau takut
Ketika kukecup mulut
lidahku telah mengecap
kesat selera maut.
Sumber: Keroncong Motinggo (1975)