Trisno Sumardjo (1916-1969) Pinggir Sawah Kalau kita lintasi jalan yang lengang Di mana batang bambu melunglai lemah Bagai tanglung alam mengulur salam, Kita dengarkan sambil melenggang lalu Lenguh lembu di […]
Trisno Sumardjo
Puisi: Cintaku Tumbuh dengan Lambat – Trisno Sumardjo (1916-1969)
Trisno Sumardjo (1916-1969) Cintaku Tumbuh dengan Lambat Cintaku tumbuh dengan lambat tapi bila sudah berakar, dia menetap Rinduku tumbuh dengan lambat, tapi bila sudah turun, dia mengendap Matahari timbul dengan […]
Puisi: Senja, Senjaku – Trisno Sumarjo (1916-1969)
Trisno Sumarjo (1916-1969) Senja, Senjaku Senja, senjaku senja tua menerawang terang: biru, jingga, lembayung, sapuan pensil matahari yang minta-diri Senja, senjaku, panasmu diserap bumi, di mana aku bermimpi tentang bunga […]
Puisi: Lonceng – Trisno Sumardjo (1916-1969)
Trisno Sumardjo (1916-1969) Lonceng Detak celaka melangkah detik demi detik Dan di wajah lonceng nasibku terbetik: Titik mula sama dengan titik akhir, Maju, namun melingkar dan bolak-balik Wajahnya bulat […]
Puisi: Syair-syair Kecil tentang Hidup – Trisno Sumardjo (1916-1969)
Trisno Sumardjo (1916-1969) Syair-syair Kecil tentang Hidup 1. Dari detik ke detik dada berdetak Memukulkan bertubi godam Kerja dan Kasih. Tiap kali hati menjawab, “Maut kutolak!” Diseretnya beban Hidup, dan […]
Puisi: Kepada Seorang Jenderal – Trisno Sumardjo (1916-1969)
Trisno Sumardjo (1916-1969) Ada jalan yang menempuh bulan! Jenderal, mari jalan bersama-sama, tahap terakhir belum tercapai: rapatkan barisan tepatkan tujuan. Nama rakyat masih: Penderitaan. Nama sejarah adalah: Kebanggaan. Nama cita-cita: […]