• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Alfiyan Harfi

Puisi: Akhir Dunia – Alfiyan Harfi (l. 1986)

Posted on 11 Juni 202111 Juni 2021 by Editor

Alfiyan Harfi (l. 1986)Akhir Dunia mari berpencar dan bersembunyimari, kau dan akudalam setiap diri inilah akhir duniainilah sunyi kemenangan akhirnya kita melihatkeajaiban dan kebahagiaandalam akhir kitab sejarah kita pernah menjadi […]

Posted in Puisi Tagged Alfiyan Harfi, Puisi Leave a comment

Puisi: Ketika Duduk di Kereta – Alfiyan Harfi (l. 1986)

Posted on 22 Maret 201911 Juni 2021 by Editor

Alfiyan Harfi (l. 1986) Ketika Duduk di Kereta duduk di kereta terbangun dari tidur aku tak tahu ke mana namun merasa benar: aku dalam perjalanan pulang. stasiun-stasiun datang dan pergi […]

Posted in Puisi Tagged Alfiyan Harfi, Puisi Leave a comment

Puisi: Ode Bagi yang Tak Dikenal – Alfiyan Harfi (l. 1986)

Posted on 22 Maret 201911 Juni 2021 by Editor

Alfian Harfi (l. 1986) Ode Bagi yang Tak Dikenal Aku ingin mendekat dan mengenalmu: Mengenal bagaimana kau bangun dan melangkah di tengah dunia Bagaimana kau sentuh ranting kering dan membuat […]

Posted in Puisi Tagged Alfiyan Harfi, Puisi Leave a comment

Puisi: Sajak Orang yang Belum Menemukan Sesuatu – Alfiyan Harfi (l. 1986)

Posted on 22 Maret 201911 Juni 2021 by Editor

Alfiyan Harfi (l. 1986) Sajak Orang yang Belum Menemukan Sesuatu Ia adalah tatap mata si kecil yang bahagia karena tak menyadari kebebasannya Ia adalah jalan-jalan kecil di masa lalu; yang […]

Posted in Puisi Tagged Alfiyan Harfi, Puisi Leave a comment

Puisi: Nama – Alfiyan Harfi (l. 1986)

Posted on 22 Maret 201911 Juni 2021 by Editor

Alfiyan Harfi (l. 1986) Nama ketika terbangun dari tidur kukenakan kembali namaku baru saja aku telah melupakannya padahal selain nasib dan tangisan ia adalah milikku yang pertama kami begitu mirip […]

Posted in Puisi Tagged Alfiyan Harfi, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani