Deri Hudaya (l. 1989)Wajah yang Lain Terlalu lama aku tak melihat wajahmu… Di sini, di rumah-rumah petani, kemiskinan diterimaSebagai dalih untuk saling berkhianat dengan santaiDi jalan-jalan raya, di hari-hari besar, […]
Puisi
Puisi: Mantra Pengantar Tidur – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989)Mantra Pengantar Tidur Setelah bersusah payah jadi sarjanapendidikan susastra akhirnya saya bisamembuat sebuah mantra sederhanayang tidak sempat saya ucapkan kepadapacar karena ia—puji Tuhan—terlalu cepat mati. Mantra ini […]
Puisi: Dewi Sri – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989)Dewi Sri Kau tidak mesti seluruhnya memahamiCabai yang tumbuh dalam dinginDan panasnya cakar matahari Kau pun tidak harus bertanya-tanya lagiMengapa pohon jati hanya ranggasSetiap tangan kemarau mengutip […]
Puisi: Jalan Yang Lain – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989) Jalan Yang Lain Banyak orang bergegas ke PalestinaMembawa senjata, doa, serta bendera-benderaAku hanya ingin melihat pucat wajahmu, CintakuDengan bekal sebuah puisi tentang anggur dan setangkai mawarMembayangkanmu […]
Puisi: Memasak Jagung – Felix K. Nesi (l. 1988)
Felix K. Nesi (l. 1988)Memasak Jagung Bukan turi bikin dingin ladangkau si picik dari OabikaseMulutmu pisau kilat gerigibekal tuan di Oetimu goroksapi tambun itu. Kacang hitam ari sendiridi lidah macam […]
Puisi: Sajak Kenangan – Felix K. Nesi (l. 1988)
Felix K. Nesi (l. 1988)Sajak Kenangan Boleh saja kau cium, pasi bibir tunangan betaTapi jangan bawa lari, isi sajak kenangan beta. Dua rima setiap tanggul, turi tumbang sapi bersulang.Rimpang liar […]
Puisi: Bisain Sore Hari – Felix K. Nesi (l. 1988)
Felix K. Nesi (l. 1988)Bisain Sore Hari Lentera belum tumbuh?Anak dan ibu kejar-kejaran.Ayah asyik mencumbu ladang.Unu!Babi seru sendiri—Babi-babi suka marahBabi Belanda lupa kenyangSapi sudah di kandang?Anak lari ke dapur.Minyak tanah […]
Puisi: Racun Tikus – Felix K. Nesi (l. 1988)
Felix K. Nesi (l. 1988)Racun Tikus Boleh kau suatu hariBertandang ke petak terakhirDekat waduk bikinan lurah Om Gabriel danUsi Ta’neoTentu menebar racun di situ Buat kau pengerat padiDan jagoan hutanDan […]
Puisi: Satu Malam Pandemi Sebelum Pulang – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989) Satu Malam Pandemi Sebelum Pulang Di halaman depan rumah kontrakanyang tidak mungkin terbayar lagidan jadi mirip neraka tapi belum bisaditinggal pulang malam ini, aku serahkandiriku pada […]
Puisi: Perihal Waktu – Lailatul Kiptiyah (l. 1975)
Lailatul Kiptiyah (l. 1975) Perihal Waktu 1/ waktu mengendap ke dalamsecangkir tehharumnya sampai padamu;senja yang terentangdi luar jendelaselembar tirai membukaseperti sebuah kotakdi dalam rumah ibadah; tanganmu terulur menjatuhkansekian dermaberharap menitip […]
Puisi: Keluarga Fernando – Lailatul Kiptiyah (l. 1975)
Lailatul Kiptiyah (l. 1975) Keluarga Fernando -The Spirit of the Beehive; Victor Erice- telah kutemukan empat pasang matadengan warna sedih sehampar dataran rendahyang terasing sesudah perang sebuah gerbang membuka dirinyaketika […]
Puisi: Kunyit – Lailatul Kiptiyah (l.1975)
Lailatul Kiptiyah (l.1975) Kunyit aku ingin sendiri, dilupakanberpasang-pasang tangan rebahkan tubuhku dalam pot tanahberbibir rumpang hingga leher itudi sisi utara dapurmu agar cukup bagikukering mataharibasah air cucian berasmu padamu kubalaskan […]