akulah si telaga: berlayarlah di atasnya; berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma; berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya; sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja — perahumu biar aku […]
Esai
Puisi yang Bagus (1): Kemahiran Menggunakan Perangkat Puitika
Oleh Hasan Aspahani Sebelum tintamu menjadi darah, kata-kata akan tetap sebagai bunyi; kebisingan lain di tengah hingar-bingar dunia: Deru mobil guntur meriam dan gunjing murah koran got (Saini KM “Kepada […]
Esai: Tugas Seorang Penyair – Hasan Aspahani
Tugas Seorang Penyair Oleh Hasan Aspahani Dunia rindu arti ingin ditangkap dalam kata puisi hidup yang nyata (Sitor Situmorang, “Wajah Ch. A”, 1975-1979) SIAPAKAH penyair? Jawabannya bisa dirujukkan kepada […]
Esai: Perahu sebagai Tamsil Tubuh, dari Fansuri hingga Rengganis
Oleh Hasan Aspahani PADA abad ke-16 Hamzah Fansuri menulis 40 bait syairnya yang terkenal dengan nama “Syair Perahu” itu. Syair didaktis kepada orang muda itu memakai perahu sebagai tamsil diri […]
Esai: Pesona Daging Pipih Merah Jambu Berair
Oleh Hasan Aspahani MARI kita nikmati dahulu puisi Ilham Wahyudi “Tamsil” yang hendak kita bicarakan ini. Kepada puisi saya kerap kali datang dengan percaya diri berbekal sejumlah teori. Dengan sejumlah […]
Membaca “Seteru Kata”: Sebuah Permainan Pertaruhan
Oleh Hasan Aspahani BERKOMUNIKASI, upaya memanfaatkan bahasa itu, bisa juga dipandang sebuah pertaruhan dengan risiko antara bisa dimaknai atau gagal dimengerti. Risiko pertaruhan itu makin meningkat, dan permaiannya makin asyik, […]