Sandy Tyas (1939-2009)Puisi suara itu apakah terlalu sayang padakudi udara 28.000 kaki jarakantara awan dan bumiketika kubayangkan keping-keping aluminiumpecah terhambur bersama serpih dagingkusuara aneh itu mengusikkuia bergulung dalam gelombang di […]
Puisi
Puisi: Surat untuk Sandy Tyas – Sandy Tyas (1939-2009)
Sandy Tyas (1939-2009)Surat untuk Sandy Tyas tyas yang baik,apa kabar nasibmu sekarang?kulihat sebuah pestolsedang ditodongkan ke tengkukmudan sebuah liang kuburansudah disiapkan di depanmutangis duka, bunga duka keluargamudoa kematian, slamatan kematiansedang […]
Puisi: Zone Timur – Sandy Tyas (1939-2009)
Sandy Tyas (1939-2009)Zone Timur sebuah situasiyang telah didramatisiroleh spesialis-spesialiskekuasaansetiap kali kita saksikanpelukan-pelukan yang humanairmata keharuanyang lain membungkukmengisi formulirdalam tirai besipolisi penjaga perbatasanmatanya kocaksambil memeriksa pasporia telah terbiasamenyaksikanjiwa keluarga yang terbelahbarat […]
Puisi: Wajah yang Lain – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989)Wajah yang Lain Terlalu lama aku tak melihat wajahmu… Di sini, di rumah-rumah petani, kemiskinan diterimaSebagai dalih untuk saling berkhianat dengan santaiDi jalan-jalan raya, di hari-hari besar, […]
Puisi: Mantra Pengantar Tidur – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989)Mantra Pengantar Tidur Setelah bersusah payah jadi sarjanapendidikan susastra akhirnya saya bisamembuat sebuah mantra sederhanayang tidak sempat saya ucapkan kepadapacar karena ia—puji Tuhan—terlalu cepat mati. Mantra ini […]
Puisi: Dewi Sri – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989)Dewi Sri Kau tidak mesti seluruhnya memahamiCabai yang tumbuh dalam dinginDan panasnya cakar matahari Kau pun tidak harus bertanya-tanya lagiMengapa pohon jati hanya ranggasSetiap tangan kemarau mengutip […]
Puisi: Jalan Yang Lain – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989) Jalan Yang Lain Banyak orang bergegas ke PalestinaMembawa senjata, doa, serta bendera-benderaAku hanya ingin melihat pucat wajahmu, CintakuDengan bekal sebuah puisi tentang anggur dan setangkai mawarMembayangkanmu […]
Puisi: Memasak Jagung – Felix K. Nesi (l. 1988)
Felix K. Nesi (l. 1988)Memasak Jagung Bukan turi bikin dingin ladangkau si picik dari OabikaseMulutmu pisau kilat gerigibekal tuan di Oetimu goroksapi tambun itu. Kacang hitam ari sendiridi lidah macam […]
Puisi: Sajak Kenangan – Felix K. Nesi (l. 1988)
Felix K. Nesi (l. 1988)Sajak Kenangan Boleh saja kau cium, pasi bibir tunangan betaTapi jangan bawa lari, isi sajak kenangan beta. Dua rima setiap tanggul, turi tumbang sapi bersulang.Rimpang liar […]
Puisi: Bisain Sore Hari – Felix K. Nesi (l. 1988)
Felix K. Nesi (l. 1988)Bisain Sore Hari Lentera belum tumbuh?Anak dan ibu kejar-kejaran.Ayah asyik mencumbu ladang.Unu!Babi seru sendiri—Babi-babi suka marahBabi Belanda lupa kenyangSapi sudah di kandang?Anak lari ke dapur.Minyak tanah […]
Puisi: Racun Tikus – Felix K. Nesi (l. 1988)
Felix K. Nesi (l. 1988)Racun Tikus Boleh kau suatu hariBertandang ke petak terakhirDekat waduk bikinan lurah Om Gabriel danUsi Ta’neoTentu menebar racun di situ Buat kau pengerat padiDan jagoan hutanDan […]
Puisi: Satu Malam Pandemi Sebelum Pulang – Deri Hudaya (l. 1989)
Deri Hudaya (l. 1989) Satu Malam Pandemi Sebelum Pulang Di halaman depan rumah kontrakanyang tidak mungkin terbayar lagidan jadi mirip neraka tapi belum bisaditinggal pulang malam ini, aku serahkandiriku pada […]