Lailatul Kiptiyah (l. 1975) Perihal Waktu 1/ waktu mengendap ke dalamsecangkir tehharumnya sampai padamu;senja yang terentangdi luar jendelaselembar tirai membukaseperti sebuah kotakdi dalam rumah ibadah; tanganmu terulur menjatuhkansekian dermaberharap menitip […]
Puisi
Puisi: Keluarga Fernando – Lailatul Kiptiyah (l. 1975)
Lailatul Kiptiyah (l. 1975) Keluarga Fernando -The Spirit of the Beehive; Victor Erice- telah kutemukan empat pasang matadengan warna sedih sehampar dataran rendahyang terasing sesudah perang sebuah gerbang membuka dirinyaketika […]
Puisi: Kunyit – Lailatul Kiptiyah (l.1975)
Lailatul Kiptiyah (l.1975) Kunyit aku ingin sendiri, dilupakanberpasang-pasang tangan rebahkan tubuhku dalam pot tanahberbibir rumpang hingga leher itudi sisi utara dapurmu agar cukup bagikukering mataharibasah air cucian berasmu padamu kubalaskan […]
Puisi: Menyebut Tentang Laut – Lailatul Kiptiyah (l. 1975)
Lailatul Kiptiyah (l. 1975) Menyebut Tentang Laut 1/Tuhan yang pemurah menjadikanmu sebentuk wadahmenampung bergulung-gulung airjuga gelombang pasang yang sanggup meraup pesisir langit riang berkaca padamumaka teranglah biru merupa mataperempuan-perempuan terdahulu […]
Puisi: Ke Akarpohon – Lailatul Kiptiyah (l. 1975)
Lailatul Kiptiyah (l. 1975)Ke Akarpohon sebagai pengantinaku tiba padamurumah dengan pagar terbuka di sela-selanya sulur-sulur bunga rambatselentur jemari tangan ringan terulur hangatmendekap halamanmu jantung yang lapangdi mana sebatang pohon menopangperasaan-perasaan […]
Puisi: 12 Bar Blues di D Minor (Blues Luntang-Lantung ala Bucin) – Ikhsan Ikhsan Risfandi Zetry Iminy
Ikhsan Ikhsan Risfandi Zetry Iminy 12 Bar Blues di D Minor -Blues Luntang-Lantung ala Bucin. “Barangkali aku lah pemuda dalam tembang Luntang-Lantung bang Benyamin” ke sebelah barat telah aku lalui […]
Puisi: Palembang -Djamil Suherman (1924-1985)
Djamil Suherman (1924-1985) Palembang Kulihat kesunyian di pusat kota, manisketika halimun pagi menuruni pelabuhan kecillaut diam dalam pesona mata lelapmembayang harapan-harapan lama yang kutinggalkan Begitu jauh, manisterkubur dalam ingatan Tapi […]
Puisi: Malam Panjang – Djamil Suherman (1924-1985)
Djamil Suherman (1924-1985)Malam Panjang Masukilah malam ini hingga terbenam ke dasarnyajeritkan tangis penghabisan hingga tak lagi bergemadi timur fajar menurundan bulan sabit lelap tidur Malam ini lembutnya segala ucapanlembutnya segala […]
Puisi: Lagu Tanah Air – Djamil Suherman (1924-1985)
Djamil Suherman (1924-1985)Lagu Tanah Air I.Kami yang lahir di sini lahirlah penyair dengan cintadan harapannyaoleh air matari dan angin gunungKami yang besar di sini datanglah musafir dengan hatidan impiannyaoleh pasir […]
Puisi: Anak Hilang – Djamil Suherman (1924-1985)
Djamil Suherman (1924-1985)Anak Hilang Sudah begitu lama tak dikenalnya lagi kasih manusiasudah begitu lamabayi bayi tengkurap tak mengerti muka muka tua berpalingansebuah ratap sedih dalam bayang senja menghilang Manakah itu […]
Puisi: Sorga Miskin – Djamil Suherman (1924-1985)
Djamil Suherman (1924-1985)Sorga Miskin kini tak kuharap lagi pujimu, sayangbila sebuah sajak menyebabkanorang ditembakberibu panji di mercukita ciptakan sorga bagimukemerdekaan dan kasih sayang jangan takut akulah pembelamubedil di tangan teracung […]
Puisi: Kidung Simalakama – Abidah El Khaliqy (l. 1965)
Abidah El Khaliqy (l. 1965)Kidung Simalakama Aku berdiri di bawah khuldi saat senja menyamarseperti iblis tanpa diundangberbilah racun bersarung pedangmenusuk lambungkudi langit terang Aku berdiri menangkar sunyi bumisendirimenerbangi titik niskalamenyusupkan […]