Arif Fitra Kurniawan (l. 1985)
Malam Terang Bulan
sebelum wajah kita lebih cilukba
dari yang datang dan yang pulang
yang terbit dan yang tenggelam,
kau mesti keluar dulu dari lidah
menawarkan tangan pengumpul sejarah
meski yang bernama telapak kita ketahui
rusak dirasuki hantu serta rajah
selalu saja anak-anak tak beribu itu
akan menuduh kita tembang dolanan
yang mengabdi pada berhala di halaman,
kita akan terus diburu,
sebagai janji-janji, ketika malam
mereka dikhianati oleh gambar-gambar
sumbing di televisi
hidup cuma kita pandang.
hidup kita cuma pandangan.
bening selayang diputus
sebenang gelasan.
ah!
Sumber: Suara Merdeka, Minggu 13 November 2011.