Puisi: Kota Biru – Nina Minareli (l. 1979)

Kota Biru

Nina Minareli (l. 1979)

Lewat jalur jalan di pinggir taman
Dan rel-rel yang memanjang ke tengah perkotaan
Serta suara lokomotif yang sebentar-sebentar mengerikan
Semuanya seperti menyimpan keheningan
Sepanjang ruang dan gemuruh para pejuang di jalan
Di mana mereka tengah menghamburkan darah ke arah bulan
Tapi matamu kali ini lebih terbuka dari kata-kata
Dari sebuah jembatan yang menanjak ke angkasa
Atau dari sebutir peluru yang ditembakkan ke angkasa
Hingga di situ kudapatkan engkau mematung sendirian
Di depan cermin langit yang letih
Di mana seorang penari turut menggoyangkan hari
Memeras dan memahat keringat waktu sendiri
Di sekujur tubuh negeri ini
Malam yang dingin di bibir kota ini
Di tengah padang rumput yang tinggi
Dan percikan air hujan yang mengguyurkan kegelisahan
Ada sebuah tangga yang berputar menuju kamar impian
Dengan diterangi sedikit cahaya bulan
Aku hanya mampu menahan getaran musim di nafasmu
Tapi angin seolah memaksaku untuk terus berkhayal
Seperti musim yang kehausan melumat sisa waktu
Di mana orang-orang tengah berlibur
Sebelum kekalahan benar-benar terlanjur

1998

Sumber: Kavaleri Malam Hari (Abdurrahman Wahid Center for Inter-faith Dialogue and Peace Universitas Indonesia dan Quark Books, 2017)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *