Puisi: Sajak Bonsai Memandang Pagi – Frans Nadjira (l. 1942)

Frans Nadjira (l. 1942)
Sajak Bonsai Memandang Pagi

Jadi apa makna bercak darah?
Tirai tembus pandang bergetar dalam cahaya
ketika dingin menyentuh kemilau embun.
Ia ingat jejak melati dan semua yang pernah
menyapa. Ia ingat:
Potret memepelai dalam pakaian adat
Seprei dengan tulisan tangan
tak terbaca. Ah.
Perkawinan. Akar pohon kecil.
Yang sengaja dikerdilkan
Beringin kecil dekat jendela.

Sesudah sarang merpati, pemandangan menjadi
biasa dengan akar-akar kerdil dan ikan hias
Dan ia membasuh tangannya dengan wajah bahagia
Serta segala yang pantas diperlihatkan

Sumber: Horison, No. 9, September 1990.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *