• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Sanusi Pane

Puisi: Dibawa Gelombang – Sanusi Pane (1905-1968)

Posted on 11 Juni 201711 Juni 2017 by Editor

Sanusi Pane (1905-1968) Alun membawa bidukku perlahan Dalam kesunyian malam waktu Tidak berpawang tidak berkawan Entah kemana aku tak tahu Jauh di atas bintang kemilau Seperti sudah berabad-abad Dengan damai […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sanusi Pane Leave a comment

Puisi: Kenangan – Sanusi Pane (1905-1968)

Posted on 2 Juni 2017 by Editor

Sanusi Pane (1905-1968) Kenangan timbul pelbagai warna, pelbagai rupa, Membuat keluar keluh kesah dari dadaku, Teringat aku dirundung malang bukan salahku Terkenang kehilangan suluh, kehilangan puspa. Mengapa bunga sebelum kembang […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sanusi Pane Leave a comment

Puisi: Lautan Waktu – Sanusi Pane (1905-1968)

Posted on 31 Mei 201715 Januari 2021 by Editor

Sanusi Pane (1905-1968) Jiwaku telah lama merenang lautan waktu dan aku berhenti, membiarkan diriku dipermainkan gelombang. Aku bermimpi dibawa arus ke darat sejahtera di bawah langit bertabur bintang. Mata kubuka: […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sanusi Pane Leave a comment

Puisi: Sawah – Sanusi Pane (1905-1968)

Posted on 24 Mei 2017 by Editor

Sanusi Pane (1905-1968) Sawah di bawah emas padu Padi melambai, melalai terkulai Naik suara salung serunai, Sejuk didengar, mendamaikan kalbu. Sungai bersinar, menyilaukan mata, Menyemburkan buih warna pelangi, Anak mandi […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sanusi Pane Leave a comment

Puisi: Sajak – Sanusi Pane (1905-1968)

Posted on 10 Januari 201710 Januari 2017 by Editor

Sanusi Pane (1905-1968) Di mana harga karangan sajak, Bukanlah dalam maksud isinya, Dalam bentuk, kata nan rancak Dicari timbang dengan pilihnya. Tanya pertama ke luar di hati, Setelah sajak dibaca […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sanusi Pane Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (7)
  • Esai (136)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (2,025)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Teks Deklarasi Hari Puisi Indonesia 26 Juli
  • Esai: Apa yang Dibaca Chairil?
  • Puisi yang Bagus (2): Yang Mengantar pada Kematangan
  • Puisi yang Bagus (1): Kemahiran Menggunakan Perangkat Puitika
  • Puisi: Apakah Air Mata Seorang Asing Cuma Air yang Mengalir Membasahi Pipi Mereka Begitu Saja? – Moch Aldy MA
  • Esai: Tugas Seorang Penyair – Hasan Aspahani

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Agam Wispi Agenda Alfiyan Harfi Amir Hamzah Andy Sri Wahyudi Anekdot Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo Husain Landitjing J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan M. Balfas Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Pranita Dewi Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Teks Deklarasi Hari Puisi Indonesia 26 Juli
  • Esai: Apa yang Dibaca Chairil?
  • Puisi yang Bagus (2): Yang Mengantar pada Kematangan
  • Puisi yang Bagus (1): Kemahiran Menggunakan Perangkat Puitika
  • Puisi: Apakah Air Mata Seorang Asing Cuma Air yang Mengalir Membasahi Pipi Mereka Begitu Saja? – Moch Aldy MA

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (7)
  • Esai (136)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (2,025)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani