Puisi: 30 Tahun – Putu Vivi Lestari (1981-2017)

Putu Vivi Lestari (1981-2017)
30 Tahun

“Beri sajalah aku
penundaan yang lama”

saat para resi
di abad-abad
lewat
cuma mengirim seserpih
kidung suci
dan rimba semesta
tak kulewati
sebab kesucian
koyak
di langit
firdaus

Yang tetap menjdadi reruntuhan…

Mungkin di kerajaanmu
kelahiranku
cuma jadi malaikat
pelindung yang jauh
: (panglima perang Karthago
di musim lalu)
penerus mata air
atau penyalip
keinginan
(nafsu dan lapar)
ranjang dan
liang hitam
: kepulan wajan
letupan minyak
memeta di tubuhku

Yang tetap menjadi reruntuhan…
Sesaji dari akar-akar
air mataku
tak sempat kutuang
di bumbung-bumbung
: air suci para dewa

“Beri sajalah aku
penundaan yang lama”
aroma malam pincang
menyeru: “Tudung saji itu
esok tak boleh perawan”
tak musim
mengirim kemarau
ladang-ladang hijau
hangus dibakar waktu
jerit ternak
mengabarkan sakit
sejarah
Maka
kubiarkan saja
tudung saji itu
dewasa
dengan bulir-bulir putih
(sisa panen tahun kemarin)
dan beberapar iris
bawang merah
bawang putih yang menciut
setetes harum limau
serta minyak
dari perasan kelapa
(sisa hempasan buih)

Tetap saja
tualangku tak cukup

Aroma chanel 5
yang pernah memercik
di leherku
(saat usia menamakan diri remaja)
menghempas semenit
di musim dingin
yang kemudian lenyap
dalam simbol
dan legenda!

Pebruari 2001

Sumber: Hijau Kelon & Puisi 2002 (Kompas, 2002)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *