Esai: Skandal Sulak dan Guci Pandora Sastra Kita (1) Oleh Hasan Aspahani Saya ini cuma cuwilan cemas kok Tuhan.Saya ini cuma seratus hektar surat kabaryang habis terbakar;sekeping puisi yang terpentaldilabrak […]
Puisi: Calon Suamiku – Aya Canina (l. 1995)
Calon SuamikuAya Canina (1995) Di kampung ini perempuan menutup pintu rumahnya sebelum jam sepuluhTapi kau boleh ikut dengan akuBerkerudung, bertamasya, berdikariDi meja perjamuan para laki-laki.Jangan tanya jika besok aku pergi […]
Puisi: Hujan Cuma Sebentar – Aya Canina (l. 1995)
Hujan Cuma Sebentar Aya Canina (1995) hujan cuma sebentar kita tidak bisa lagi menahan prokrastinasidi kafe jelek ini (aku selalu memakai “kita” sebab saya aslinya dua orang) —pergi ke […]
Puisi: Tuhan Kita Begitu Dekat – Abdul Hadi WM (1946-2024)
Abdul Hadi WM (1946-2024)Tuhan Kita Begitu Dekat Tuhan.Kita begitu dekat.Sebagai api dengan panas.Aku panas dalam apimu. Tuhan.Kita begitu dekat.Seperti kain dengan kapas.Aku kapas dalam kainmu. Tuhan.Kita begitu dekat.Seperti angin dengan […]
Yang Kembali Menjadi Kapas Tuhannya
PENYAIR Indonesia yang terdepan, selain menyumbangkan puisi-puisi yang memperkaya dan menambah keberagaman gaya ucap dan pendekatan atas tema, selalu memberi jejak berupa pemikiran tentang bahasa. Bahasa Indonesia, bagi para penyair […]
Puisi: abstraksi burung-burung – Nanoq da Kansas (l. 1965)
Nanoq da Kansasabstraksi burung-burung : untuk pelukis om frans nadjira … bagaimana jika kudarahkan sajakanvas ini? – ujar seorang pelukis padasang kolektor. aku susah sekali menggerakkantangan. walau untuk sekedar menarik […]
Puisi: menempuh waktu – Nanoq da Kansas (l. 1965)
Nanoq da Kansasmenempuh waktu ketika usia jadi ruang tunggu senyap nan kakuwaktu tak pastiperasaan tak menjanjikan apa-apa: aku terlempar lagi dalam kerinduan padamu duniaseperti cermin tua tak jernih lagidan patah-patahtiba-tiba […]