Esai: Puisi adalah Artefak Bahasa
Oleh Hasan Aspahani
BAHASA adalah medium seni sastra, seperti tanah lihat bagi seni patung, atau cat dan kertas atau kanvas bagi seni rupa.
Seniman bisa saja berkarya dengan batas minimal pengetahuan perihal medium yang ia gunakan. Atau sebagaimana seorang yang bukan seniman, ia bisa mulai berkarya dengan sama sekali tidak tahu apa-apa, ia berkarya saja mengikuti naluri.
Akan tetapi apabila ia terus-menerus bergelut dengan satu medium ia akan mengenal medium itu dengan lebih baik dan pengetahuan itu bisa membantunya untuk berkarya lebih baik.
Sangat baik apabila seorang seniman mengetahui sebanyak-banyaknya medium yang ia gunakan itu. Kenapa? Karena medium punya batas dan potensinya sendiri. Seniman berkarya dengan memanfaatkan potensinya semaksimal mungkin tetapi juga bisa memikirkan kemungkinan bereksperimen melampaui batas yang ada.
Bahasa adalah medium yang sangat cair dan karib. Manusia seakan menguasainya begitu saja, tanpa mempelajarinya. Manusia yang tumbuh dengan normal berkembang bersama kemampuannya memperoleh atau menguasai bahasa.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia menggunakan bahasa sebaga alat untuk berkomunikasi secara praktis, mengekspresikan pikiran, merumuskan pengetahuan.
Dalam sastra, bahasa bukan hanya menjadi alat tapi medium. Sama saja, dengan kesadaran sebagai apapun bahasa diberdayakan, seniman bisa menggunakannya lebih baik apabila ia mengenalinya dengan baik.
Dalam sastra manusia menjalankan satu fungsi bahasa, yaitu fungsi estetis, atau fungsi puitis. Karya sastra adalah ekspresi manusia dengan kemungkinan pemaknaan yang tak biasa, yang lain, dan yang berbeda.
Karya sastra, berupa teks, lisan atau tulisan, adalah artefak bahasa, artefak kemanusiaan, artefak kehidupan.
Artefak, berasal dari bahasa Italia, artefatto. Akar katanya berupa dua kata Latin, arte dan factum. Arte berarti dengan keterampilan, dan factum sesuatu yang dibuat.
Artefak berarti produk buatan atau sesuatu yag dibuat atau diciptakan dengan keterampilan, daya cipta, dan juga naluri seni manusia. Umumnya kita mengenal atau menggunakan kata artefak pada benda terkait sejarah atau benda budaya.
Kata artefak mengingatkan kita pada senjata kuno, selembar kain lama, peralatan makan atau pertanian abad lampau, atau segulung lontar, pokoknya benda-benda lama yang pernah dibuat dan dipakai manusia, yang ditemukan pada waktu kemudian.
Sebagai artefak, teks sastra adalah juga benda budaya yang penting. Ia jelas dibuat oleh manusia, dan dari situ kita bisa memaknai banyak hal terkait bahasa, kemanusiaan, manusia yang menuliskannya, juga masyarakat di mana di penulis berada, juga kehidupan secara luas.
Jakarta, 20 Juli 2021.