Refdinal Muzan (l. 1966)
Dan Puisi
Ia telah hadir sebelum ia engkau lahirkan
Pergumulan waktu, suntingan melati di ubun-ubun hari
kerontang langkah menyusuri tandus keangkuhan,
bahkan dalam sepi yang terkurung tanpa setetes angin atau
derap-derap langkah mendekati
Tak akan ada rumah yang dituju, kekasih
di perjalanan yang sempat kau lepas di daun pintu
hanya tatap sekedar lambai, juga sehangat sentuh yang pernah
kau hadirkan.
Lalu ia akan berusaha mengisi sela angin atau buih -buih
air yang semakin memecah
dan dilupakan
Aku tahu kau akan mengatakan ini penantian panjang
karena wewarna yang kita lukis terpaku kaku di dinding-dinding semu
Sehingga gerah menyerah dalam kehampaan ruang
Hidup seperti berlalu tanpa catatan-catatan biru
Dan puisi juga adalah bunga yang kau punya seutuhnya
Pada kelopak, pada tangkai, pada aroma,
pada lelayu, pada mekaran, pada kumbang, pada sayap kupu-kupu,
pada tanah, pada air dan pada jambangan yang kau letakan
Dan puisi selalu ada dalam sisi
satu yang kau betahi
Sumber: Mozaik Matahari (FAM Publising, Kediri-Jawa Timur, 2012)