Hasan Bisri BFC
Diah Pitaloka
: dian rusdiana
tatkala selampai cinta kaulambaikan
aku tak segera menghidu wangi asmara
rasaku masih meraba-raba
Gajah Mada atau Hayam Wurukkah sejatimu, Akang?
serupa matang batang rotan
dalam genggaman mitos dan kenangan
tak gampang dipatahkan
juga pikiran yang sennatiasa diserabuti
akar-akar dendam
tak mudah melunturkan warna darah bimbang
namun tak bisa dielaki bahwa
bahwa bahasa hati akan terbaca
dan dimaknai melampaui rumitnya
garis-garis geografi
maka satu yang kupinta darimu, Akang
membingkai puisi Prabu Siliwangi:
dikungkung teu diawur
dicangcang teu diparaban
sebagai pamali yang mengikat kakiku
pada jurang nestapa
Bogor, 18 April 2015
Sumber: Pikiran Rakyat; Minggu 29 Mei 2016.
