Hasan Bisri BFC
Soreang-Ujungberung
:buat Rischa Antika
pada akhirnya aku harus bergegas
memunguti kerumunan waktu
berebut bersama derum angkot dan asap knalpot kendaraan roda dua
di setiap perempatan
asap polusi merabuni mata senja
sementara gemuruh laut di dadaku
meluap kemana-mana
Rischa, demi melihat engkau melagukan nasib baikmu
pagi-pagi aku meninggalkan keruwetan ibu kota
menuju rimpang kotamu
dan punggungku menahan nyeri sengatan matahari
menggaris Tegallega, Gasibu, dan Soreang
tapi kotamu yang dulu rupanya
hanya ada di halaman-halaman sephia
hingga aku terjebak pada keruwetan yang sama
aku meringkas waktu untuk bertemu
pada zat yang menitipkan roh dulu
sebab jalan-jalan yang kupilih
nyatanya menipu harapan jua
kini, setelah ampas malam mulai mengendap
aku masih menghitung pecahan-pecahan tanah lapang
di Ujungberung
kalau tahu Rischa,
karena ingin menatap liukan-liukan pinggul nasibmu
di atas panggung sandiwara yang gemerlap
kupertaruhkan seluruh waktu
Bandung, 7 September 2014
Sumber: Pikiran Rakyat; Minggu 29 Mei 2016.