Puisi: Dorothea – Luthfi Mardiansyah (l. 1991)

Luthfi Mardiansyah (l. 1991)
Dorothea

Seorang sais unta,
pada suatu pagi
memasuki Dorothea
dan mendapati empat menara
mencium langit alumunium.

Dulu aku datang ke kota ini
manakala musim semi,
dan jembatan-jembatan itu belum mati.
Parit di bawahnya mengalir
dengan air warna safir, mengalir
ke arah empat kanal hijau,
melintasi kota sebelum pecah
jadi sembilan sungai kecil.

Kukenali Dorothea, kota
dengan pasar yang sibuk—
para perempuan bergigi rapi,
serdadu meniup terompet,
dan gerobak yang hilir mudik—
sebagaimana kukenali gurun
dan jalur-jalur kafilah
di belakang punggungku
dan punuk si unta.

Tak beda, masa lalu
dan yang akan tiba.

Sumber: Buruan.co, 20 Desember 2019.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *