Noor Aini Cahya Khairani (1959-2003)
Kisah Sebuah Perjalanan
separuh usia mereka jalankan perahu dari tepi
ke seberang, terpandang: laut damai, alam permai, sesekali
angin mengundang badai. tapi perahu tetap ke depan
membawa anak cucu, menaklukkan gelombang
melepaskan penderitaan yang tak bosan mencengkeram
selebih ini sepi. langit menyembunyikan misteri
ya, betapa lama dan jauh sudah perjalanan mereka
di atas perahu: lahir, kawin dan mati. mereka
bagaikan adam dan hawa. turun dari surga, menjelajah dunia
berada di sini
keluasan laut seakan memaku perahu. sementara
mereka tertawan ruang biru dan waktu bisu
pada perjalanan ini seperti ada yang tiada:
kepastian cuaca dari apa ke bagaimana
mereka mengundang angin melepaskan capai
terlambat ingat: angin mengandung badai
ya, berapa nyawa ditenggelamkannya dalam perjalanan?
berapa masa depan dihempaskannya ke belakang?
separuh usia, separuh perjalanan, separuh percakapan mereka:
“jangan bertikai tentang badai, nanti di pantai segalanya
sampai. lihatlah semesta: seekor garuda dengan sayap terbuka
di dadanya terbayang tempat berangkat dan bertambat kita…!”
Sumber: Sungai Hitam Semesta Kabut (KSI Banjarmasin, 2004)