Hr. Bandaharo (1917-1993)
Metropolis (1978), X
Untuk Joshi Hota
Hanya kemenangan, percayalah, hanya kemenangan
mampu mendukung kebenaran dan keadilan.
Bukan kejujuran. Kejujuran ada di hati penyair
yang memendam cita-cita dan harapan –
pada hakikatnya itu pun hanya ilusi.
Koruptor jadi penyelamat
karena dia membawa bunga dan madu. Dan nasi
yang harum, tidak bau keringat.
Penyair jadi teroris
karena dia melemparkan sajak. Dan nyanyi
hatinya yang tersayat, teriris.
Hidup ini akhirnya hanya mimpi. Mimpi
yang indah maupun yang ngeri.
Mati berarti bangun tersentak. Dan menyadari:
sekarang baru kehidupan akan dimulai.
Jakarta metropolis, sorga dan neraka
dalam mimpi. Hanya mimpi.
Maka istigfarlah, wahai penyair,
dan berdoa dalam hati
Ya, dalam hati saja
Sumber: Metropolis (1978) dari Aku Hadir di Hari Ini (Ultimus, Bandung; Cet. I, 2010)