Iin Farliani (l. 1997)
Midnight Blue
seseorang membetulkan
letak yang salah
pada rak buku
bersama ingatan perihal kekasih
yang tiba sekarat
ia berbaring memunggungi
pemandangan di luar
yang berlari di pintu
dan angin sakit merayu
lewat celah jendela
sebuah kuningan tiang jatuh
tak kuat menahan beban dari
gorden yang basah karena tangis semalam
membunyikan pagi yang hening
mencintai lantai yang dingin
pernah ada jejak tikus di sana
memasuki mimpinya sebagai kecemasan
selamanya akan ia dengar
seseorang menyapu barang bekas
dan membanjiri halaman dengan air cucian
ia ingin kalah dan berlari ke dalam selimut
agar tangannya tak lagi mencuri
kenangan buntung
ia ingin kalah dan berlari ke dalam selimut
agar tangannya tak lagi mencuri
kenangan buntung
tapi masih juga
pengeras suara dini hari
menyakitinya sebagai insomnia
dan menawarkan kelaparan yang merusak
lewat namanama tuhan
ia ingin selamanya berbaring
memandangi pagi yang beraduk
dengan malam
seperti kejatuhan kopi pada celana jins
atau sebagai warna gaun Hatsumi
Norwegian Wood di separuh bagian
Pejarakan, 2020
Sumber: Koran Tempo, 26 September 2020.