Pada Suatu Takdir
Irvan Syahril (l. 1997)
Pada suatu takdir aku memilih
jadi penyair yang gamang kepada diri
yang terus terusan kehilangan cinta
setiap malam setiap retak waktu.
Terbayang olehku sosok pernyair:
merenung di hadapan kesepian sendiri.
Sehari pertama aku seorang penyair
banyak yang ingin kusajakkan
semisal rasa sakit yang berumah
dan tuhan yang tak berhenti beri takdir baru.
Hari-hari berikutnya seluruhnya rapuh
seperti seutas benang ratusan tahun
aku menjadi lemah melihat apa pun
termasuk kematian yang tiba-tiba.
Pada suatu takdir aku sudah memilih
jadi penyair yang ingin menuntas pilu
meretas segala kemungkinan ganjil
dan mencintaimu tanpa diksi yang lesu.
Serpihmimpi, 2018.
Sumber: Lampung Post, 27 Januari 2019.