Doddi Ahmad Fauji (l. 1970)
Paranoid Akut
Kpd. Litaniar Qonakis Iskandar
Sebelah dadaku hamil tujuh bulan, meledak
beribu kelelawar putih lahir prematur
berhamburan menjarah langit
misalkan dadaku menganga luka tusuk
berkenankah kau menjahitnya
serapat gula dengan manisnya
Kau tak beranjak, enggan bergeming
Aku keluar dari desa, menjauhi kota
membawa lari pelangi yang
berwarna tunggal, kayas pucat
Sejak aku berjumpa dengan-mu
tatapan-mu meluncurkan satu unit rudal
ke arah kiblatku. Imanku rontok berserak
sembahyangku luluh-lantak
sejak aku mencintai-mu, kata-katamu
menjelma ikan piranha dan buaya Niagara
dan sejak aku makin mencintai-mu
di setiap mulut gang kau menyambutku
dengan martil dan bom molotov
Ini patut kau camkan
aku anak dari perkawinan rawa rontek
dan pancasona. Berkali-kali terbunuh
namun masih juga memintal nafas
pada tiap hembusnya, kuukir nama-mu
Bandung, 2015
Sumber: Pikiran Rakyat, Minggu 26 Juli 2015