Puisi: Percintaan Hulu dan Muara – Iyut Fitra

Iyut Fitra

jangan pernah kau ragukan. ini bukan sajak terakhirku, kekasih
sebagaimana hulu. ia selalu menyimpan rindu pada muara
sebuah pertemuan yang tak pernah. hanya tumpukan dari gelisah
lalu desir air. potongan-potongan ranting yang tersangkut
“sampaikan salam pada muara. aku hulu yang berkabung rindu!”
demikianlah senantiasa ia nyanyikan di senja-senja lembab
juga taring waktu yang runcing

kisah apa yang tak kuceritakan kepadamu. meski parasmu samar
dan aku hanya melukismu di tebing-tebing batu
kubayangkan seekor belibis putih membasuh paruhnya di tepi sungai
ikan-ikan menggoda. hari begitu saja menjadi penjadi petang
“bukan. aku hanya akar tua yang lapuk direndam musim!”
sesungguhnya suara yang tak ingin kudengar. kau akan berlari
di antara ilalang dan batang-batang

sajak ini akan terus kukirim untukmu, kekasih
meski ceritanya selalu saja tentang perih

Payakumbuh

Sumber: Koran Tempo, 1 April 2012

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *