Anugrah Prasetya (l. 1999)
Pevita Unstoppable Battle Ground
“roket yang kau luncurkan ke
dadaku itu, barangkali adalah
salam perpisahan yang tak pernah
kau ucapkan, dan tiba-tiba meledak,”
1/
kita sangat senang bertengkar
sepanjang hari, di atas ranjang
atau di dalam bathtub – seperti
musuh bebuyutan yang yakin:
kedamaian akan meredam
gelora cinta di kangkang paha
2/
kita bukan psikopat, yang gembira
mendengar suara tangis dan
erangan seorang yang terluka,
kita hanya ingin saling melukai,
saling menusuk diri sendiri
sekadar membuktikan: pelukan
memang menghentikan rasa sakit
3/
seumpama perang, kita bertempur
hanya untuk menentukan siapa
yang di atas malam ini, atau siapa
yang mengerjakan pekerjaan rumah
ketika pekan tiba, atau untuk siapa
sisa ayam dalam kulkas yang malam
tadi tak habis kita santap, sebab kita
malah bercinta hingga kenyang
4/
thanks, pev …
Sumber: Mata Puisi, Oktober 2021; Keletah Cinta (Jejak Pustaka, 2022)