Nugroho Adi (l. 1997)
Pulang
Setajam mata pedang
aku tumbuh di rahim petualang.
Ibu memanggil,
aku mendadak jadi putra kesayangan.
Menjelajah leluk jazirah
biar susah payah aku
menemukan puing-puing jalan pulang.
Biar. Biarlah di kota
gedung-gedung ditinggikan
dan pagar-pagar terus dipugar.
Bersamanya dibujurkan
tangga-tangga saling silang
tetangga saling serang.
Selamanya keinginan tak pernah usai
bagi kita kita yang selalu saling sengit
kita kita yang selalu ingin mendiami langit.
Blora, Juni 2017
Sumber: Denpasr Post, 3 Juni 2018.