Darius Umari (l. 1942)
Selamat Siang, Ibukota
Selamat siang, ibukota
Selamat siang
Dari tingkat atas gedung ini
Kutegur kau sambil memandang wargamu yang hilir mudik
Yang naik mobil
Yang jalan kaki
Dan tukang-tukang beca yang lagi menggantih hidupnya
Selamat siang, ibukota
Selamat siang
Aku datang di sini dan jumpai diriku
Di dadamu: manusia dan kehidupan kersang
Dan dengarkan nyanyian pada napasmu yang panas
Nyanyian abad kami
Selamat siang, ibukota
Selamat siang. Juga tuan Gubernur
Ku tak minta ucapan selamat datang
Di sini kujumpai puisi lebih lengkap
Bagai ragam wargamu yang tak pernah bicara pasal setia
Adakah di sini terpendam kasih sayang
Selamat siang, ibukota
Telah kusapa kau dengan jatmika
O, kota yang angkuh. Kota hippis ini
Barangkali aku perlu minta maaf, karena
Telah ikut jadi tak ramah
Dan bisa berbaik hati
Kenapa gedung-gedungmu yang megah
Tinggal orang-orang lumpuh dan pikun
Seperti bayang-bayang yang tinggal sosok tak berdaya
Aku jadi sedih: kesedihan yang tulus dalam cintaku mendamba
Selamat siang; barangkali di sini istirahku tak lama
Selamat siang, ibukota
Selamat siang, kota yang menyedihkan
Sampai lain kali
1969
Sumber: Horison No. 4, Th. V, April 1970