Ariffin Noor Hasby (l. 1964)
Sungai Barito
Sungai Barito, nyanyian hidup suku perahu
Kulihat mengayuh masa lalu ke masa depan
Ratusan tahun jiwanya pasang surut dalam jiwaku
Ratusan tahun hidupnya ratusan kilometer berkelok dalam ingatan
Membasuh seluruh hawa nafsu dalam sajakku
Sungai Barito, balada kecil masa laluku balada besar masa depanku
Mengalirlah kau mengalirkan terus dalam arus darahku
Bersama ribuan kubik kecemasan
Kampung-kampung pedalaman yang berpuluh tahun
Kehilangan narasi kemerdekaan
Sungai barito, pantun pendek masa kanakku pantun panjang hari tuaku
Menderaslah kau menderaslah terus dalam gemuruh nafasku
Bersama ribuan ton kecemburuan
Dusun-dusun terasing yang beratus tahun
Kehilangan rakit kehidupan
Sungai Barito, mantera sunyi masa laluku mantera riuh masa depanku
Mengucaplah kau mengucaplah terus dalam parau suaraku
Bersama ribuan ayat keperihan tanah-tanah huma
Yang bertahun kehilangan matahari kebebasan
Sungai Barito, gurindam kearifan nenek moyangku gurindam pengharapan anak cucu
Menulislah kau menulislah terus
Dalam ribuan bahasa alam
Agar kelak aku un dapat membaca
Seluruh alamat perjalananku!
Banjarbaru, 3 Mei 2005