Herdi SRS
Di Tel Aviv
Kecemasan kita bangkit
dari malam luruh yang ghaib
Angin mencium pertumpahan darah
tapi di bar bar, pesta dansa
berombak. Berdesah
Serdadu siaga perang
walau bom dari Karbala, Hebron
atau Kota Gaza tak kunjung tiba
Restoran malam sibuk,
gemerincing di kaca jendela
Tapi lenguh mesiu
mengisyaratkan malapetaka
Mungkin agen Mossad
mengintai percakapan yang lewat
“Aku berdarah Palestena
kau dari mana?”
“Entahlah, moyangku dari Melayu
ziarahku ke Masjid Aqsa,
seperti anak anjing diburu.”
Kemudian pecah gelas waktu
Pisau pisau perak kekerasan
menikam nikam urat lehermu
Hingga darah menggenangi Sungai Yordan
dan bumi terbaring
kepucatan
Dari layar tivi suara Yitzhak Shamair
merontokkan dinding
Dan kita menjadi asing
seperti nama nama
dalam perang yang tak dikenal
Pertemuan mendadak gemetar
dengan teror dan jam malam menggedor pintu
Sang maut mengintai dari balik dinding waktu
Bersiap memungut wajah yang kalah
dengan bayangan Isa di depan pintu
Dari jam ke jam hanya kelam,
aku mendengar tubuh yang terkapar
di medan laga. Masihkah engkau bersabar?
1990
Sumber: Horison, No. 6, Thn. XXVII/Juni 1994.