• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

adin

Puisi: Tentang Halhal Baik untuk Diingat – Adin (l. 1986)

Posted on 18 Juli 202118 Juli 2021 by Editor

Adin (l. 1986) Tentang Halhal Baik untuk Diingat aku tidak punya hal-hal baik utuk diingat lagi. kota dingin. jalanan dingin. tembok mengelupas. dan tiang listrik juga. aku menatap segalanya asing […]

Posted in Puisi Tagged adin, Puisi Leave a comment

Puisi: Susah Tidur – Adin (l. 1986)

Posted on 18 Juli 202118 Juli 2021 by Editor

Adin (l. 86) Susah Tidur 1jangan tidur ya, setidaknya jangan malam iniaku takut tibatiba listrik mati dan mendapatkanmu juga tidakmenyala, tomboltombol dan angkaangka di tubuhmu akankupencetpencet biar semua hidup dan […]

Posted in Puisi Tagged adin, Puisi Leave a comment

Puisi: Suara Tiang Listrik Dinihari – Adin (l. 86)

Posted on 18 Juli 202118 Juli 2021 by Editor

Adin (l. 86)Suara Tiang Listrik Dinihari banyak yang padam selepas hujan dan badai yang gawattermasuk ponsel dan seluruh sinyalpadahal sedang kupencet semua tombolyang dulu pernah menghubungkan kita; sepasang penasaran yang […]

Posted in Puisi Tagged adin, Puisi Leave a comment

Puisi: Masa Pramuka – Adin (l. 1986)

Posted on 17 Juli 202118 Juli 2021 by Editor

Adin (l. 1986) Masa Pramuka Jadi ingat masa pramuka: kalau bakarbakar jangan ditinggal pergitunggu sampai apinya matidi musim hujan begini tubuh gampang masuk angindan dingin menciutkan nyali menebar sayap tiarapseperti […]

Posted in Puisi Tagged adin, Puisi Leave a comment

Puisi: Tak Ada Orang di Rumah – Adin (l. 1986)

Posted on 17 Juli 202118 Juli 2021 by Editor

Adin (l. 1986) Tak Ada Orang di Rumah II setelah kuketuk pintu segera kumenyamar tamutak ada orang di rumahhanya ada kursi goyang yang mengangguk pelahansisasisa kemalasandan kenangan telah dikuburkan di […]

Posted in Puisi Tagged adin Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani