• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Ali Hasjmy

Puisi: Menyesal – Ali Hasjmy (1914-‎1998)

Posted on 18 April 2018 by Editor

Ali Hasjmy (1914-‎1998) Menyesal Pagiku hilang sudah melayang, Hari mudaku sudah pergi Kini petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi Aku lalai di hari pagi Beta lengah di masa muda […]

Posted in Puisi Tagged Ali Hasjmy, Puisi 1 Comment

Puisi: Percayalah O, Tuan – Ali Hasjmy (1914-‎1998)

Posted on 18 April 20187 November 2018 by Editor

Ali Hasjmy (1914-‎1998) Percayalah O, Tuan Kepada pemimpin-pemimpin di tanah pembuangan Pecayalah, O, Tuan, percayalah! Kami tidak akan melupakan jasa, Amal mulia, jerih dan payah, Tersimpan baik di hati bangsa. […]

Posted in Puisi Tagged Ali Hasjmy, Puisi 2 Comments

Puisi: Untuk Bersama – Ali Hasjmy (1914-‎1998)

Posted on 18 April 2018 by Editor

Ali Hasjmy (1914-‎1998) Untuk Bersama Biar hujan tidak turun, Kalau hanya menyirami ladangku, Biar tak ngembang sekar suhun, Kalau hanya di tamanku. Biar purnama tidak terbit, Jika tidak bersama korongku, […]

Posted in Puisi Tagged Ali Hasjmy, Puisi Leave a comment

Puisi: Tanah Air – Ali Hasjmy (1914-‎1998)

Posted on 18 April 201818 April 2018 by Editor

Ali Hasjmy (1914-‎1998) Tanah Airku I Atas hamparan Samudera Hindia Bertaburan pulau hijau semilau, Diempasi ombak karang pantainya, Itulah gerangan Tanah Airku. Di situ daku dilahirkan Ibu, Di situ tertumpah […]

Posted in Puisi Tagged Ali Hasjmy, Puisi Leave a comment

Puisi: Pengemis – Ali Hasjmy (1914-‎1998)

Posted on 17 April 201818 April 2018 by Editor

Ali Hasjmy (1914-‎1998) Pengemis Beri hamba sedekah, o tuan, Belum makan dari pagi, Tolonglah patik, wahai tuan, Seteguk air, sesuap nasi. Lihatlah, tuan, nasib kami, Tiada sanak, tiada saudara, Pakaian […]

Posted in Puisi Tagged Ali Hasjmy, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani