• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Aslan Abidin

Puisi: Seekor Ular Betina – Aslan Abidin (l. 1972)

Posted on 13 Mei 2018 by Editor

Aslan Abidin (l. 1972) Seekor Ular Betina — aku bukan adam dan tak bersama hawa, tiada pohon khuldi serta tidak berada di surga. namun di jalan suram berliku itu, aku […]

Posted in Puisi Tagged Aslan Abidin, Puisi Leave a comment

Puisi: Prometheus – Aslan Abidin (l.1972)

Posted on 13 Mei 2018 by Editor

Aslan Abidin (l.1972) Prometheus – buat seorang perempuan asing di pelabuhan yang dikepung melankoli – di antara bau bacin dan cemas kecopetan – aku lepas kau ke negerimu di utara. […]

Posted in Puisi Tagged Aslan Abidin, Puisi Leave a comment

Puisi: Tak Ada yang Mencintaimu Setulus Kematian – Aslan Abidin (l.1972)

Posted on 13 Mei 2018 by Editor

Aslan Abidin (l.1972) Tak Ada yang Mencintaimu Setulus Kematian ketika engkau lahir dan ummi shibyan mencubitmu agar menangis pertanda hidup, bersama kilau cahaya pertama yang menyusup ke biji matamu, kematian […]

Posted in Puisi Tagged Aslan Abidin, Puisi Leave a comment

Puisi: Kawan Berbagi Keabadian – Aslan Abidin

Posted on 3 Maret 2017 by Editor

Aslan Abidin aku dan sajakku adalah kawan berbagi keabadian. aku membayangkan diriku membacanya kelak di taman firdaus: tempat semua mimpi terlahir. aku dan sajakku adalah kawan berbagi keabadian. ia membayangkan […]

Posted in Puisi Tagged Aslan Abidin, Puisi Leave a comment

Puisi: Lirisme Buah Apel yang Jatuh ke Bumi – Aslan Abidin

Posted on 29 Desember 2016 by Editor

Aslan Abidin Pada suatu tengah malam, seusai menikmati gravitasi di atas tubuhmu, kita bercerita tentang newton dan buah apel yang jatuh ke bumi. “Jangan tinggalkan aku, apalagi di bumi ini,” […]

Posted in Puisi Tagged Aslan Abidin, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (7)
  • Esai (136)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (2,025)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Teks Deklarasi Hari Puisi Indonesia 26 Juli
  • Esai: Apa yang Dibaca Chairil?
  • Puisi yang Bagus (2): Yang Mengantar pada Kematangan
  • Puisi yang Bagus (1): Kemahiran Menggunakan Perangkat Puitika
  • Puisi: Apakah Air Mata Seorang Asing Cuma Air yang Mengalir Membasahi Pipi Mereka Begitu Saja? – Moch Aldy MA
  • Esai: Tugas Seorang Penyair – Hasan Aspahani

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Agam Wispi Agenda Alfiyan Harfi Amir Hamzah Andy Sri Wahyudi Anekdot Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo Husain Landitjing J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan M. Balfas Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Pranita Dewi Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Teks Deklarasi Hari Puisi Indonesia 26 Juli
  • Esai: Apa yang Dibaca Chairil?
  • Puisi yang Bagus (2): Yang Mengantar pada Kematangan
  • Puisi yang Bagus (1): Kemahiran Menggunakan Perangkat Puitika
  • Puisi: Apakah Air Mata Seorang Asing Cuma Air yang Mengalir Membasahi Pipi Mereka Begitu Saja? – Moch Aldy MA

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (7)
  • Esai (136)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (2,025)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani