• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

samadi

Puisi: Hidup – Samadi (1918-1958)

Posted on 2 Mei 20212 Mei 2021 by Editor

Samadi (1918-1958)Hidup Ketika lahir disambut ebang,Ketika mati dilepas salat,Antara azan dengan sembahyang,Wahai hidup, alangkah singkat! Datang ke dunia telanjang bulat,Pulang hanya berkain kafan,Jangan ke alam hati tertambat,Alam tak dapat menolong […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, samadi Leave a comment

Puisi: Niat Hati – Samadi (1918-1958)

Posted on 2 Mei 20212 Mei 2021 by Editor

Samadi (1918-1958)Niat Hati Kepada pemimpin rakyat Kalau niat telah terbuhul,Akan berkurban memimpin rakyat,Tentu tuan tidak kan mundur,Lantaran senang atau melarat. Kalau hanya senang dicita,Tidak sungguh akan berbakti,Datang senang, bangsa pun […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, samadi Leave a comment

Puisi: Di Tepi Danau Maninjau -Samadi (1918-1958)

Posted on 2 Mei 20212 Mei 2021 by Editor

Samadi (1918-1958)Di Tepi Danau Maninjau             Tengah hari lepas Danau tenang membiru,Langit jilah benderang,       Indah dipandang. Sawah kuning mengemas,Rimba diam menghijau,       Keliling danau. Pengail gontai berkayuh,Senandung sendu membubung,       Menyayat […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, samadi Leave a comment

Puisi: Musafir Mendaki Gunung – Samadi (1918-1958)

Posted on 29 April 20212 Mei 2021 by Editor

Samadi (1918-1958)Musafir Mendaki Gunung Jauh di tengah padang di bawah naungan pohon eru,Di mana kaki gunung turun melembah,Dan rumput gatil-gatilan menghijau sampai ke tepi rimba,Tempat air yang sejuk-sejuk,Dan angin membawa […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, samadi Leave a comment

Puisi: Hanya ‘Nak Tahu Bahwa Tak Tahu – Samadi (1918-1958)

Posted on 29 April 20212 Mei 2021 by Editor

Samadi (1918-1958)Hanya ‘Nak Tahu Bahwa Tak Tahu Selangkah mau ke padang ilmuSeribu kali bertambah dungu,Habislah rambut mencari ilmu,Hanya ‘nak tahu, bahwa tak tahu. Sumber: Senandung Hidup (Pustaka Jaya, 1975) lewat […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, samadi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani